Tak sedikit dari mereka urung membeli lantaran menilai harganya yang mahal.
Neni (46), seorang pengunjung supermarket, mengatakan, ia sebenarnya hendak membeli minyak goreng.
Namun, niatnya urung dilaksanakan karena mahalnya harga baik minyak yang kemasan satu liter maupun dua liter.
Baca juga: Soroti Ibu-ibu Antre Minyak Goreng, Megawati: Sampai Segitunya, Apa Masakan di Rumah Cuma Digoreng?
"Gak jadi, harganya mahal," ujar Neni kepada Tribun, Kamis (17/3/2022).
Neni menyebut, minyak goreng menjadi kebutuhan sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga.
Namun, harganya yang kini mahal membuatnya harus mencari alternatif lain.
"Kalau gini (mahal), mending beli yang curah lagi saja," ucapnya.
Perempuan berusia 46 tahun itu mengatakan, ia merasa serba-kesulitan dengan kondisi yang dihadapi saat ini.
Saat harga minyak goreng murah, ia harus rela antre berjam-jam.
Namun, saat sekarang minyak goreng sudah mudah didapat, justru harganya tak kira-kira.
"Gak ada mendingnya, sih, mending beli curah lagi saja."
"Habis bingung, kemarin harga murah tapi belinya susah, sekarang malah mahal banget," jelas dia.
Dengan kata lain, harga minyak goreng yang kini dianggap mahal membuat harga minyak goreng dengan harga subsidi Rp 14.000 per liter di supermarket sudah tak ada lagi.
Hal itu terjadi setelah pemerintah pusat mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng dan kini diserahkan pada mekanisme pasar.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sengkarut Minyak Goreng, Saat Ada HET Menghilang, HET Dicabut Berlimpah di Mana-mana, Harganya Edan