Semuanya adalah siswa kelas VII SMP Al Huda yang juga santri mondok di Pondok Pesantren al Huda Turalak.
Dari 36 santri yang mengalami-luka tersebut, 4 santri terpaksa dibawa ke RSUD Ciamis dan 32 orang lainnya ditangani di lingkungan Pesantren Al Huda.
Pesantren mendatangkan tukang urut dari Cisepet Baregbeg dan ada juga yang langsung ke bengkel tulang di Cisepet (tukang urut).
Empat santri yang sempat dirawat di RSUD Ciamis tersebut kondisinya cukup parah, diduga mengalami luka dalam akibat benturan hamparan batu saat terjatuh ke sungai.
“Dari 4 santri yang sempat dibawa ke RSUD Ciamis, 2 orang sudah kembali ke pesantren. Dua orang lagi masih untuk menunggu perkembangan,” katanya.
Baca juga: Diterjang Hujan Deras, Jembatan Penghubung di Cianjur Amblas
Belum diresmikan
Kepala Desa Sukamaju, Dede Rahman menjelaskan, jembatan yang ambruk tersebut belum sempat diresmikan.
"Ini jembatan baru, belum diresmikan," katanya.
Jembatan itu memiliki panjang 33 meter dengan lebat 1,2 meter dan dibangun dengan dana bantuan Provinsi Jawa Barat.
Jembatan melintasi Sungai Cileueur dan menghubungkan Dusun Desa dengan Dusun Bangunsirna, Desa Sukamaju.
Tak hanya itu, jembatan juga digunakan untuk jalur pertanian.
Baca juga: Derita Bocah di Bawah Umur di Ciamis, Dirudapaksa Paman hingga Sepupu Tiri
"Awalnya tidak ada jalan. Warga habis bertani harus melintasi sungai. Saya khawatir karena Sungai Cileueur (Debit) airnya gede," kata Dede.
Dede menambahkan, diduga jembatan tidak kuat menahan beban sehingga mengakibatkan sling terlepas dari pengaitnya.
"Jika satu orang (berat badannya) 50 kilogram dikali 66 orang. Sudah tiga ton. Berdiam di salah satu sisi jembatan, pengait tidak kuat," ucapnya.
Dia menyebutkan, ambruknya jembatan bukan karena kesalahan pengerjaan.
"Beton tidak masalah," tambah dede.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJabar.id/Andri M Dani)(TribunJabar.id/Andri M Dani)(Kompas.com/Candra Nugraha)
Berita lainnya seputar Kabupaten Ciamis.