Hasilnya, kata Oesman, secara kasat mata tidak ditemukan kekerasan fisik pada jasad korban.
"Pihak keluarga menolak saat hendak dibawa untuk divisum atau autopsi. Keluarga sudah buat surat penolakan," kata Oesman, seperti dilansir Kompas.com.
Dikira Gantung Diri
Dari keterangan saksi keluarga korban berinisial P, korban dicari sejak siang pergi dari bengkel.
Oesman mengatakan, pihaknya sudah melakukan pendalaman terkait penyebab korban gantung diri.
Dari keterangan dua saksi di awal pemeriksaan, korban diduga gantung diri karena merasa tertekan setelah dimarahi oleh istri saksi, gara-gara bensin yang dijualnya belum dibayar oleh pembeli.
"Saksi-saksi ada dua orang dimintai keterangan, penyebabnya dimarahi karena bensin yang dibeli pembeli belum dibayar," ujarnya, Selasa (10/5/2022).
Baca juga: Murid SD Hanyut Saat Berenang di Kali Antilop Pondokgede, Ditemukan Tewas Setelah 15 Jam
Korban Putus Sekolah
S diketahui putus sekolah dan bekerja membantu kakak iparnya menambal ban juga mengisi bensin.
Dari keterangan RT, pemilik bengkel atau kakak ipar S tidak termasuk warga Dusun Pejaten, Desa Sirnabaya, Kecamatan Telukjambe Timur.
Informasi yang beredar, S memiliki keterbelakangan mental dan tidak bersekolah.
Namun, setelah ditelusuri, ada beberapa bukti pendukung berupa dokumen administrasi kependudukan dan buku beasiswa sekolah.
"S bersekolah dan tidak memiliki latar belakang mental yang terganggu."
"Sehingga informasi yang beredar depresi dan mengakhiri hidupnya dengan jalan gantung diri bisa terbantahkan," kata Komisioner Kompas PA Jabar, Wawan Wartawan.
Baca juga: Bocah yang Tewas Tergantung di Bawah JPO Tol Japek Dibunuh Kakak Iparnya: Sudah Jadi Tersangka