Sebelumnya terinfo dari dokter umum dan dokter spesialis, banyak ditemukan kasus-kasus perdarahan saluran cerna baik melalui atas dalam bentuk muntah darah maupun melalui anus dalam bentuk BAB berdarah. Kalau pasien mampu mereka berangkat ke Kupang, Mataram, Denpasar atau ke Pulau Jawa.
Padahal ongkos untuk mencapai kota-kota tersebut tidak murah dan akhirnya sampai akhir hayat mereka tidak tahu apa penyebab perdarahan tersebut. Selain itu banyak indikasi lain endoskopi, antara lain, diare kronis, sakit maag kronis, nyeri perut berulang disertai berat badan turun.
Pada saat launching pusat endoskopi saluran cerna tersebut juga dilakukan pemeriksaan pada 8 pasien dengan keluhan saluran cerna kronis dan 1 tindakan pengikatan varises kerongkongan/esofagus.
"Ternyata tanpa kami duga sebelumnya dari 8 pasien kami mendapat tumor pada 3 pasien yaitu tumor esofagus, tumor lambung dan tumor usus besar dan dari penampakan endoskopi ketiga tumor ini curiga ganas," terangnya.
Tim dokter mengambil sampel biopsy untuk pemeriksaan lebih lanjut dikirim ke Kupang. Pada 3 kasus saluran cerna atas ditemukan Esofagitis erosif dengan hiatal hernia.
Prof Ari, yang melakukan pemeriksaan ini, menyampaikan bahwa dari kasus-kasus yang ada memperlihatkan kasus yang terlambat untuk ditangani karena ketidakadaan alat diagnostik penting ini.
"Alat endoskopi saluran cerna ini memang bermanfaat bukan saja untuk skrining, kepastian penyakit tetapi juga tindakan terapeutik endoskopi misal pengikatan varises, pengambilan polip dan penyetopan perdarahan dengan klip (endoclip hemostatic)," tutur Prof Ari.
Dokter yang mengerjakan tindakan ini adalah dokter spesialis konsultan atau dokter spesialis penyakit dalam yang telah mengikuti pelatihan di senter pelatihan endoskopi. Perawat yang mendampingi juga harus melakukan pelatihan endoskopi karena proses pembersihan dan perawatan alat canggih ini harus dilakukan secara hati-hati.
Rumah sakit sudah mengirim 2 perawatnya untuk dilatih menjadi perawat endoskopi di RSCM Jakarta dan 2 dokter penyakit dalam juga akan dilatih untuk menggunakan alat endoskopi ini secara bertahap.
"Semoga peralatan canggih ini bisa membantu masyarakat dan dukungan Pemda seperti bisa menginspirasi kepala daerah lain untuk bisa menghadirkan alat ini di RSUDnya," tambah Prof Ari.