"Orang tua harus mulai membiasakan diri untuk melakukan pendampingan yang rutin pada anak untuk mengenalkan bunyi dan kosa kata-kosa kata pada si anak dengan dukungan pendekatan yang bisa divisualkan saat mengenalkan bunyi dan kosa kata tersebut salah satunya dengan metode Auditory-Verbal Therapy (AVT)," jelasnya.
"Tentu harus sabar, karena prosesnya jauh lebih panjang daripada mengajari anak nornal," ucap Sukoco.
Terkait Auditory-Verbal Therapy (AVT) adalah metode pembelajaran yang menggabungkan pelatihan melalui pendengaran, wicara, dan pengelihatan agar lebih mudah untuk diadopsi oleh anak difabel dengar.
Tantangannya adalah model pembelajarannya menuntut keaktifan orang tua untuk selalu kreatif dalam merangsang anak dalam menggunakan alat bantu dengar yang mereka pakai.
Dengan metode ini penyandang tuna rungu memiliki kesempatan untuk mendengar dan akhirnya bisa meniru dan mulai mengikuti dalam penggunaan bahasa verbal dalam keseharian mereka.
"AVT adalah terapi intervensi dini untuk anak-anak gangguan pendengaran dan keluarga. Peran orangtua jadi sangat vital karena merekalah yang paling banyak berinteraksi dengan anak mereka,"terang Research and Development Kasoem Hearing Center, Rini Nurbaeti.
Lanjutnya,workshop ini dilakukan untuk membekali orangtua agar paham cara dan mengetahui pendekatan untuk membimbing dan melatih anak-anak berkebutuhan.
(*)