"Ada beberapa hal yang perlu saya minta konfirmasi. Ini Saudara ini tanda tangannya tanda tangan betul atau tanda tangan palsu ini?" tanya dia.
"Kalau kita lihat kayak gini, tanda tangan ini mencurigakan, bukan tanda tangan asli dari para pemohon," tambahnya.
Namun, kelima mahasiswa yang hadir dalam sidang yakni M Yuhiqqul Haqqa Gunadi, Hurriyah Ainaa Mardiyah, Ackas Depry Aryando, Rafi Muhammad, dan Dea Karisna, mengaku asli.
Sementara Nanda Trisua Hardianto tidak hadir dalam sidang.
"Ya, itu tanda tangan asli, Yang Mulia," kata mahasiswa.
Menanggapi jawaban para Pemohon, Arief tak percaya begitu saja.
Dia menekankan bakal memproses kepada pihak kepolisian terkait tanda tangan palsu.
"Tapi tanda tangannya kok begini? Apa nggak ditandatangani satu orang ini? Benar? Kalau Anda dicek ini tanda tangan palsu, bisa dipersoalkan, lho," tanya Arief Hidayat.
Saat itu, Hurriyah mulai terlihat menyembunyikan sesuatu dengan menyebut tanda tangan itu tanda tangan digital pakai mouse.
"Ya, Yang Mulia. Itu tanda tangan asli, kami menggunakan tanda tangan digital," jawab mahasiswa.
Arief Hidayat masih tidak percaya begitu saja.
Saat dihampiri panitera, Arief Hidayat melihat foto kopi KTP dan membandingkan di berkas gugatan.
Dua berkas itu diangkat tinggi-tinggi dan meminta kamera memperbesar gambar.
"Coba kita lihat di KTP Dea Karisna, tanda tangannya beda antara di KTP dan di permohonan. Gimana ini Dea Karisna? Mana Dea Karisna?" tanya Arief.