Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P
TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Cara membuat konten belajar yang menarik bagi para siswa menjadi satu di antara materi dari program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi para guru di Kota Padang, Sumatera Barat.
Program ini berupakan kolaborasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Kegiatan yang dilaksanakan secara webinar ini berlangsung Kamis (21/7/2022) yang dimulai pukul 14.00 - 16.00 WIB dengan peserta sebanyak 6.415 orang.
Adapun program literasi digital #Makin Cakap Digital ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.
Ini lantaran dari laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5 persen dibandingkan awal tahun sebelumnya.
Itu merupakan 73,7 % dari total populasi Indonesia.
Kemenkominfo pun merespon hal itu dengan program literasi digital nasional dengan tema webinar kali ini yakni “Cara Bikin Konten Belajar yang Menarik yang menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Baca juga: Literasi Digital yang Baik Berguna untuk Lawan Penyebaran Kabar Bohong
Webinar ini diawali dengan sambutan dari Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pengerapan, yang memaparkan resiko dari masifnya penggunaan internet di Indonesia yang membawa serta resiko seperti penipuan online, hoax, cyber bullying, dan konten-konten negatif lainnya, sehingga peningkatan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni.
“Saat ini indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5. Yang artinya masih di kategori sedang, belum mencapai kategori baik. Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital nasional,” ujar Semuel Abrijani Pengerapan.
Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jhonny G. Plate dalam kesempatan itu menyatakan jika Pandemi telah mendorong inovasi dan digitalisasi sektor pendidikan melalui penggunaan perangkat teknologi digital dan internet selama pembelajaran jarak jauh atau PJJ diterapkan.
Pihaknya pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama berpartisipasi aktif dalam kegiatan literasi digital.
“Program literasi digital nasional ini akan terus dilaksanakan untuk dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia hingga ke berbagai pelosok negeri tanpa terkecuali. Hal ini perlu dilakukan karena kita tidak boleh meninggalkan seorang pun untuk merasakan manfaat dari agenda transformasi digital nasional. Mari bersama-sama berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan literasi digital menuju Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju,” ucap Menkominfo Jhonny G. Plate.
Dalam webinar Sektor Pendidikan Wilayah Sumatera di Kota Padang ini, tampil sebagai narasumber pertama yakni Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang, Habibul Fuadi, yang membawakan materi “Cakap Bermedia Digital.”
Ia menyebut jika bercakap digital tentu saja sudah menjadi budaya bagi guru-guru dalam mengajar maupun mengabsen melalui online.
Baca juga: Dalam 5 Hari, Kominfo akan Blokir Platform Digital yang Belum Daftar PSE
Karena sudah banyak perangkat lunak yang sudah dilaksanakan di dinas pendidikan dan dilaksanakan oleh kepala sekolah, contohnya saja merangkum data itu sudah biasa melalui online baik itu jumlah sekolah nama kepala sekolah, dan informasi-informasi lain.
”Baru-baru ini sudah launcing aplikasi yang namanya Gundala yaitu guru andalan, berapa jumlah guru kita masing-masing itu bisa dimasukkan di dalam aplikasi tersebut, ini menjadi hal yang sangat diperlukan sekolah-sekolah,” kata Habibul Fuadi saat membawakan materinya.
Tampil sebagai narasumber kedua, Faisal Kamandobat yang merupakan Pengurus Lesbumi PBNU membawakan materi Etika Digital dengan judul “Cyber Bullying Sebagai Problem Etika Bermedia Digital.”
Faisal menyatakan perudungan di dunia maya atau cyber bullying merupakan tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun mental) dengan menggunakan media digital.
Cyber bullying dapat memunculkan rasa takut si korban, bahkan dapat terjadi kekerasan fisik di dunia nyata/offline.
“Kita salah satu negara yang terdapat banyak bullying,kenapa sumber daya moral tidak berbanding lurus dengan moralitas.
Apapun latar belakang kultural kita tetap butuh etika komikasi ini dianut perilaku yang aman bagi semuanya,” jelas Faisal yang juga merupakan peneliti sosial budaya.
Sedangkan pemateri terakhir dalam webinar ini bernama lengkap Rania Salsabila dan dikenal pula dengan Chaaarania, yang merupakan seorang Influencer, Conten Creator, dan juga Key Opinion Leader.
Ia membawakan materi Budaya Bermedia Digital, di mana menekankan kepada para peserta webinar ini jika budaya digital adalah budaya Pancasila, di mana menjadikan nilai Pancasila seabagai landasan kecakapan digital.
Di akhir sesi webinar, dilakukan tanya jawab antara peserta dengan narasumber. Seluruh rangkaian kegiatan ini dipandu oleh moderator Yudha Prawira Hasta. (*/)