"Suporter kita minta jangan ada yang membuat rusuh. Kami mohon maaf sekali lagi dan kami akan bertanggung jawab," jelas panitia tersebut melalui pengeras suara.
Setelah mendengar pengumuman itu, amarah suporter makin memuncak.
Penonton yang berada di tribun B, F, C, E, dan D mulai masuk ke lapangan.
Kali ini, jaring gawang mulai jadi sasaran.
Jaring ke kedua gawang pun dibakar massa.
Selain itu, tempat duduk pemain cadangan (bench) juga tak luput dari sasaran amukan penonton.
Kobaran api kian meninggi.
Seisi stadion terang benderang akibat kobaran api.
Tak sampai di situ, suporter yang berada di dalam lapangan juga melempari para penonton yang berada di tribun utama.
Beruntung tak ada yang terluka akibat pelemparan tersebut.
Empat mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke Stadion H Dimurthala, untuk memadamkan api.
Sebab, selain di lapangan, api juga terlihat di sisi bagian kanan tribun utama.
Proses pemadaman api ikut dibantu oleh personel TNI/Polri.
Aparat keamanan kemudian juga membubarkan penonton yang masih berkumpul di tengah lapangan.
Rinal, salah seorang penonton mengaku kecewa lantaran tim kesayangannya Persiraja gagal bertanding.
Ia juga menyayangkan kesiapan dari manajemen Persiraja dalam hal teknis yang dinilainya masih kurang.
Terlebih dirinya sudah merogeh kocek yang lumayan mahal untuk membeli tiket.
Untuk laga perdana itu, pihak panitia mematok harga tiket antara Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu.
"Kalau memang nggak siap jadi tuan rumah, ngapain gelar pertandingan di sini. Yang ada, suporter kecewa, udah tiket mahal, nonton nggak jadi pula," ujarp Rinal. (i)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Polisi Periksa Panitia Pelaksana Pertandingan Persiraja Banda Aceh Vs PSMS Medan, Pasca Kerusuhan