Untuk membantu ekonomi keluarga, MAH berjualan es di Desa Pintu, Kecamatan Dagangan.
Bahkan, MAH juga tidak punya perangkat komputer.
Prihatin hanya tahu anaknya punya sebuah ponsel.
"Di rumah juga tidak punya komputer, kita orang tidak punya untuk makan sehari-hari saja repot," terangnya, Kamis.
Prihatin mengaku tak mengetahui alasan polisi membawa anaknya.
Baca juga: Ibunda Tak Percaya MAH Sosok Hacker Bjorka, Mengaku Cuma Lulusan SMA & Tak Punya Jaringan Internet
Saat penangkapan, MAH hanya bilang akan dibawa ke Polsek Dagangan oleh petugas.
"Saat dibawa (petugas), tidak bilang apa-apa, cuma ambil sajadah dan sarung," jelasnya.
Prihatin berharap, anaknya segera terbebas dari tuduhan itu dan bisa pulang kembali berkumpul dengan keluarga.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJabar.id/Ahmad Imam Baehaqi, TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra Sakti)