"Sudah lama saya kerja di sana. Kira-kira lima tahun lebih. Tapi saya bolak-balik. Jadi kalau dipanggil sama Abbas, saya pergi lagi. Baru kali ini ada kejadian seperti itu," tuturnya.
Baca juga: Merantau 10 Tahun di Papua, 2 Warga Pinrang Sulsel Jadi Korban Penembakan TPNPB
Ia tidak menduga akan ada kejadian tersebut. Rizal menuturkan masyarakat di pemukiman tersebut sangat ramah.
Para pekerja bahkan saling bercerita dan minum kopi bersama masyarakat sebelum ke lokasi proyek jalan trans Bintuni Maybrat.
"Kami tidak tahu, mereka (KKB) datang dari mana. Tahu-tahu sudah ada di bukit dan langsung menembak berkali-kali," ungkapnya.
Rizal berharap kedepannya saat mengerjakan proyek jalanan, pihak Pemerintah Papua Barat bisa memberikan pendamping keamanan. Baik dari pihak kepolisian ataupun TNI.
"Insyaallah saya tidak trauma bekerja di Papua Barat. Kalau pun kami mati di sana berarti sudah ajalnya. Semoga kedepannya, keamanan para pekerja bisa lebih aman lagi dan dijaga oleh aparat setempat," imbuhnya.(*)
Penulis: Nining Angraeni
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Cerita Rizal 'Om Kumis' Lolos dari Kejaran TPNPB-OPM, Sembunyi dan Tidur di Hutan Tanpa Baju