"Dulunya beliau berkerja sebagai chef di Hotel Grand Legi, tetapi memutuskan untuk membuka usaha sendiri. Ini lah warung makannya yang dia kelola," Tutur Humaidi.
Dalam perjalanan usahanya, Humaidi mengatakan jamu buatan Muhdan kerap dibeli oleh Wali Kota Mataram Mohan Roliskana.
"Wali Kota sering ke sini untuk membeli jamunya, tapi saya tidak tau jamu yang kegunaan apa dan jamu seperti apa yang biasa di beli oleh wali kota," tutur Humaidi.
Dengan segudang pengalaman tersebut, murid silat, langganan, hingga keluarga merasa sangat terpukul atas kepergian Muhdan.
Humaidi juga turut menuntut kepolisian mengadili pelaku Muhit, seadil-adilnya.
"Kami minta polisi mengadili seadil-adilnya berdasarkan peraturan yang berlaku," tandas Humaidi.
Kronologi Kejadian
Dikutip dari Tribun Lombok, awal kejadian bermula saat korban Muhdan tengah berjualan di warungnya, Selasa (6/9/2022) malam di Pagesangan Timur, Kota Mataram.
Tiba-tiba datang pelaku yang berusaha memancing kemarahan korban.
Pelaku melempari dagangan milik korban. Belum diketahui alasan M melakukan hal tersebut.
Suasana memanas saat pelaku dan korban terlibat cekcok.
Hingga akhirnya Muhdan dan M terlibat duel.
Pelaku mengeluarkan senjata tajam untuk melukai korban.
Korban berusaha menyelamatkan diri dengan terjun ke selokan.