"Untuk korban hilang, sudah terindetikasi nama dan keluarganya sehingga memudahkan pencarian oleh tim SAR gabungan," ujar Suharyanto.
Jenderal bintang tiga itu juga merinci jumlah korban luka-luka yang kini mencapai 2.046 orang.
Sementara jumlah warga yang mengungsi akibat gempa sebanyak 62.545 orang.
Adapun dampak material yang dilaporkan hingga Kamis hari ini, ada 56.311 rumah rusak.
Dari jumlah tersebut, kata Suharyanto, sebanyak 22.267 rumah dalam kondisi rusak berat.
"Sebanyak 11.836 rumah rusak sedang dan 22.208 rumah rusak ringan," lanjut Suharyanto.
Infrastruktur lain yang rusak akibat gempa adalah sekolah sebanyak 31 unit, tempat ibadah 124 bangunan, fasilitas kesehatan (faskes) 3 unit, serta gedung/perkantoran sejumlah 13 unit.
Suharyanto mengatakan, data kerusakan material dihimpun berdasarkan data yang dilaporkan dari pihak desa dan kecamatan kepada posko utama.
Laporan atau data ini, akan diverifikasi dengan batasan-batasan yang sudah ada.
Dalam konferensi pers itu, Suharyanto mengimbau masyarakat yang keluarganya hilang dalam gempa untuk segera melaporkan identitas mereka ke posko.
Baca juga: BNPB Imbau Keluarga Korban Gempa Cianjur Segera Urus Surat Kematian untuk Syarat Terima Santunan
Hal ini berkaitan dengan masih adanya 107 korban meninggal yang belum diidentifikasi.
"Kami imbau khususnya pada masyarakat yang merasa anggota keluarganya hilang, dalam melaporkan ke posko agar jelas, nama, ciri-ciri, jenis kelamin dan sebagainya," tuturnya.
Saat ini, BNPB juga telah mengerahkan 6.000 orang yang bergabung dalam tim SAR untuk mencari korban hilang.
"Meski medannya berat, ditambah hujan, longsor, dan TKP tertimbun longsor, mudah-mudahan, lambat laun segera ditemukan," ungkap Suharyanto.
Begitu juga dengan jumlah kecamatan terdampak, Suharyanto menyebut, ada tambahan tiga kecamatan dari sebelumnya 12 kecamatan.
Sementara itu, untuk kecamatan terdampak gempa Cianjur, Suharyanto bilang, tidak ada penambahan.
"Masih sama 15 kecamatan seperti kemarin," kata dia.
(Tribunnews.com/Tribunjabar.id)