Ia sama sekali tidak mengira kedua adiknya memiliki bahan baku petasan di dalam rumah.
Priyo menjelaskan ayahnya hanya tinggal bersama Widodo di dalam rumah yang kini telah hancur.
Sementara, anak Darman yang lain sudah tinggal sendiri-sendiri.
"Saya tidak tahu (soal bahan petasan). Selama ini Bapak (Darman) tinggal sama Widodo. Kalau Arifin di tempat istrinya juga di Sadeng," pungkasnya.
Korban Darman sehari hari bekerja sebagai peternak dan petani, sedangkan Widodo bekerja di pabrik tripleks.
"Bapak sehari-hari tani dan ternak. Kalau Widodo kerja di pabrik tripleks," tandasnya.
Dampak Ledakan di Blitar
Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar terus mendata jumlah korban yang terdampak ledakan keras.
Baca juga: Priyo Tak Bisa Mengenali Wajah 2 Adiknya Korban Ledakan di Blitar, Kondisinya Rusak, tidak Utuh Lagi
Selain itu, jumlah bangunan rumah yang rusak karena efek ledakan juga telah didata.
Ledakan yang terjadi pada malam hari tersebut mengakibatkan empat orang meninggal dan 23 korban mengalami luka-luka.
Sementara, bangunan rumah yang rusak berjumlah 25 bangunan yang dua di antaranya sudah rusak berat dan hampir rata dengan tanah.
"Data sementara, korban jiwa ada empat orang, korban luka-luka ada 23 orang, dan data rumah rusak ada 25 unit," ungkap Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Bettryanto, Selasa (21/2/2023), dikutip dari TribunJatim.com.
Ia belum dapat mengategorikan rumah mana yang termasuk mengalami kerusakan sedang dan ringan.
"Untuk asesmen menentukan rusak ringan dan berat akan dilakukan dinas teknis. Itu nanti sebagai pertimbangan untuk melangkah lebih lanjut," lanjutnya.