Nano ini hanya punya bekal satu ekor sapi yang sekarang sudah mati.
"Itu juga hasil jerih payahnya merawat sapi milik orang lain.
Kalau di sini istilahnya maro (jasa dibayar sapi yang diternaknya) sapi," ucapnya.
Setelah sapinya mati, Nano sempat kebingungan dan berharap ada gantinya untuk modal nikah.
"Tadi, Nano sempat bingung. Tapi, kita kasih support supaya semangat mencari rezeki. Insyaallah, rezeki di luar itu juga banyak," ujarnya.
Baca juga: HEBOH Truk Pengangkutnya Terguling, Sapi Berlarian di Jalan Tol Sedyatmo Arah Bandara Soekarno Hatta
Mengenai waktu menikah belum ditentukan karena sampai sekarang juga Nano belum ada calon istrinya.
"Cuman, sehari-hari sering ngomong ke tetangga, sapi itu buat bekal nikahnya. Sekarang, tinggal mencari calon istrinya," ucap Tatang.
Selain Nano, Mamat yang sapinya mati tersambar petir juga dari keluarga yang serba kekurangan.
"Mamat ini, seorang yatim-piatu yang sekarang numpang tidur di kakaknya," kata Tatang.
Kalau Ruswan, ucap dia, ekonominya cukup stabil karena selain peternak, dia juga seorang bakul sapi yang cukup terkenal di Pangandaran. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sedihnya Nano di Pangandaran, Sapinya Mati Tersambar Petir Padahal Buat Bekal Nikah