TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR – Bank Dunia melalui Kepala Perwakilan Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen menemui Gubernur Bali, Wayan Koster di Jayasabha, Denpasar, Bali, Rabu (29/3/2023).
Pertemuan ini dalam rangka menindaklanjuti hasil diplomasi internasional gubernur Bali dengan Global Director, Infrastructure Finance, PPPs and Guarantees Global Practice, World Bank, Imad N Fakhoury di gedung World Bank Group, Washington DC, Amerika Serikat, 15 Maret 2023.
Gubernur Bali menyatakan ada beberapa program prioritas yang dirancang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berkaitan dengan infrastruktur dan transportasi ramah lingkungan.
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan Bali Mandiri Energi dengan Energi Bersih dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Berikutnya, Pemprov Bali juga sedang merancang program Kereta Api LRT.
Dari program tersebut, ada pula program yang belum terakomodasi, yakni Jalan Lingkar Bali atau Kereta Lingkar Bali, pelabuhan dan dermaga untuk mendukung pertumbuhan perekonomian dan pariwisata di Bali.
“Itu yang menjadi prioritas dan saya berharap kepada Bank Dunia bisa mendukung program ini, seperti halnya Jalan By Pass dari Gianyar ke Kusamba, Klungkung mendapat bantuan hibah dari Australia. Jadi, program yang sangat-sangat prioritas tersebut ingin Saya lanjutkan menjadi program infrastruktur keliling Bali,” kata Koster dalam keterangannya.
Ia menambahkan Bali yang memiliki wilayah yang kecil dengan satu kota dan delapan kabupaten, sebenarnya tidak menginginkan program mass transit untuk Kota Denpasar dan Kabupaten Badung saja. Namun, ia menyatakan pihaknya memerlukan transportasi yang mengoneksi semua kabupaten/kota di Bali.
Hal ini bertujuan untuk mengatasi kemacetan yang bersumber di Denpasar dan di Badung akibat banyaknya pekerja dari luar Denpasar dan Badung seperti Jembrana, Buleleng, hingga Karangasem.
“Kalau transportasi yang mengoneksikan semua kabupaten/kota di Bali ini tersedia, maka orang yang bekerja di Denpasar-Badung tidak perlu lagi tinggal di sini, mereka pasti tinggalnya di wilayah masing-masing. Ini kemudian akan membantu mengurangi migrasi penduduk ke Denpasar-Badung dan pemerataan pembangunan di Bali akan terwujud, serta kepadatan penduduk juga akan berkurang di wilayah Denpasar-Badung,” ujar Koster.
Denpasar menjadi simbol bahwa kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster memiliki magnet yang kuat dengan lembaga internasional sekelas Bank Dunia, khususnya dalam mempercepat pembangunan Bali dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali khususnya di bidang Sistem Pertanian Organik, Bali Mandiri Energi Bersih, KBLBB Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, dan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Bali didampingi oleh Kepala Dinas Perhubungan Bali, IGW Samsi Gunarta, Wakil Ketua Tim Percepatan Kereta Api Bali, Michael F Umbas, Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Direktur Utama Bank BPD Bali, Nyoman Sudharma, Direktur Utama PT Jamkrida Bali Mandara (JBM), I Ketut Widiana Karya, dan kelompok ahli Gubernur Bali.
Satu Kahkonen menyatakan kedatangannya ke Jayasabha bertujuan untuk mengetahui lebih detail terkait sejumlah hal. Misalnya, bantuan yang diinginkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali kepada Bank Dunia.
Kahkonen juga menanyakan keinginan Pemprov Bali mengenai sektor yang hendak dieksplorasi untuk dibantu oleh World Bank Group. Kemudian, Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan program MassTransit, pengelolaan sampah berbasis sumber, sektor pertanian melalui sistem pertanian organik; dan Bali mandiri energi dengan energi bersih melalui penerapan energi baru terbarukan.
Baca juga: Media Asing Soroti Penolakan Timnas Israel U20 Bertanding di Indonesia, Gubernur Bali Ikut Menolak
Kahkonen menyampaikan bahwa untuk program Kereta Api LRT sedang diproses.
Pihaknya menunggu fase 2 dari hasil feasibility study.
“Jadi program Kereta Api LRT ini sejatinya sudah dilaksanakan oleh World Bank Group di beberapa Kota lain, apabila nanti setelah feasibility study menunjukkan hasil yang memungkinkan dan cocok dengan skema yang dimiliki oleh World Bank,” kata Kahkonen.
Ia menambahkan Bank Dunia berpeluang mendukung Bali dalam hal itu. Terlebih lagi nanti team transport World Bank akan melakukan assessment untuk menguji perencanaan tersebut agar berjalan.
“Jadi, Bank Dunia berkomitmen mendukung program MassTransit untuk mendukung Bapak Gubernur Bali wujudkan Bali Net Zero Emissions (NZE). Karena saya baru mengerti, kenapa Bapak Gubernur ingin melakukan pemerataan pembangunan di Bali, karena transportasi ini akan membantu mengurangi kepadatan transportasi di Denpasar. Untuk itu, sekali lagi Bank Dunia akan siap membantu Pemerintah Provinsi Bali, dan saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wayan Koster yang telah menunjukkan kesiapan dengan melakukan komunikasi ke Menteri Bappenas, Menteri Perhubungan, dan Menteri PUPR,” tutur Kahkonen.