Kemudian pukul 18.55 WIB, massa PSHT diarahkan putar balik arah Utara Jalan Tamansiswa untuk menghindari bentrok dengan warga yang sudah banyak berkumpul.
Massa PSHT sempat bertahan di sepanjang Jalan Tamansiswa dan mematikan sepeda motor sebelum akhirnya dievakuasi dengan 16 truk ke Markas Polda DIY.
Tangis Histeris
Seorang wanita tiba-tiba berteriak histeris sembari meneteskan air matanya berharap bentrokan di Jalan Tamansiswa, Kota Yogyakarta, Minggu (4/6/2023) malam segera berakhir.
Perempuan tersebut meminta semua massa pulang ke rumah masing-masing sehingga suasana dapat kembali normal seperti sedia kala.
Dia juga terlihat amat menyesalkan kejadian bentrokan antar-massa yang disebut berasal dari luar kota dan warga Yogya, sebab telah merusak bangunan bersejarah Pendapa Tamansiswa.
"Kula tiyang (saya orang) Jogja, Pak. Besok (hari ini) anak-anak harus sekolah, (di sini) ada TK, SD, SMP. Jenengan (Anda) juga harus bekerja," teriak perempuan berbaju biru itu.
Dia turut mengais sisa-sisa tulisan Pendapa Tamansiswa yang beberapa di antaranya mengalami kerusakan.
"Kula boten ikhlas (saya tidak ikhlas) bangunan ini bersejarah. Sampun, Pak (sudah, Pak)," teriak perempuan tersebut sembari merintih.
Pantauan di lapangan, semalam sekitar pukul 21.36 aparat kepolisian masih terus berjaga-jaga di lokasi bentrok. Kelompok besar massa masih berada di lokasi bentrokan.
Sejumlah sepeda motor terpantau ambruk berserakan, diduga milik kelompok massa yang sudah diangkut polisi menggunakan truk.
Baca juga: 2 Kelompok yang Sempat Terlibat Bentrokan di Yogyakarta Sepakat Damai: Kami Menyesal
Kronologi Bentrokan
Bentrokan antar-kelompok pecah di Jalan Tamansiswa, Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta, Minggu (4/6) malam.
Bentrokan ini bermula dari Jalan Kenari, Kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Minggu (4/6) sore, sekitar pukul 16.00.
Sekitar pukul 20.30, kerusuhan masih berlangsung di Jalan Tamansiswa. Suasana mencekam. Warga dan polisi berada di lokasi kejadian.
Menurut informasi yang didapatkan Tribun Jogja, bentrok ini dipicu oleh keributan pada Minggu (28/5), di Parangtritis, Kalurahan Kretek, Kapanewon Kretek, Bantul.
Kemudian, pada Minggu (4/6) sore, sekitar pukul 17.00, di Jalan Kenari datang rombongan berjumlah ratusan orang untuk menindaklanjuti permasalahan yang terjadi di Parangtritis tersebut.
Massa pun diadang oleh jajaran kepolisian dari Polsek Umbulharjo, Polresta Yogyakarta, Satuan Brimob Polda DIY, serta personel Koramil 0734/07 Umbulharjo agar tidak terjadi bentrok.
Pukul 17.30, massa diarahkan keluar dari seputaran Jalan Kenari untuk mencegah keributan. Lalu, pukul 17.46, massa didorong oleh pihak keamanan ke arah Jalan Kusumanegara.
Pukul 18.15, massa didorong ke arah Jalan Tamansiswa. Pukul 18.55, massa kemudian diarahkan putar balik ke arah utara Jalan Tamansiswa guna menghindari bentrok.
Namun, kericuhan tak dapat terhindarkan. Massa yang sebelumnya digiring ke Jalan Tamansiswa didorong ke selatan dengan dikawal polisi agar eskalasi bentrokan tidak membesar.
Hingga akhirnya beberapa di antara massa tersebut masuk ke truk polisi untuk dievakuasi.
Beberapa lainnya mengendarai sepeda motor untuk keluar dari seputaran Jalan Tamansiswa. (Tribunnews.com/TribunJogja.com)