TRIBUNNEWS.COM - Sejak Antraks kembali ditemukan beberapa waktu yang lalu di Gunungkidul, DI Yogyakarta, penyakit yang menular dari hewan ke manusia ini jadi bahan perbincangan.
Bahkan, ada satu warga Gunungkidul yang meninggal karena positif Antraks.
Pihak terkait pun langsung melakukan penanganan terhadap kasus Antraks di Gunungkidul.
Meski begitu, Dinas Perdagangan Gunungkidul pastikan tak ada penutupan pasar hewan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Disdag Gunungkidul, Kelik Yuniantoro.
Ia mengungkapkan, masih bolehnya pasar hewan beroperasi karena belum ada instruksi resmi untuk penutupan.
Baca juga: Dalam Sepekan Ditemukan 6 Pasien Suspek Antraks di Pacitan, Alami Gejala Gatal di Kulit
"Jadi semua pasar hewan di Gunungkidul tetap buka seperti biasa," jelas Kelik, Jumat (14/07/2023).
Aktivitas pasar hewan di Gunungkidul dibuka sesuai hari pasarannya.
Seperti Pasar Hewan Siyono Harjo Playen setiap Wage dan Pasar Hewan Munggi Semanu setiap Kliwon.
Meski demikian, Kelik mengatakan ada pengetatan pergerakan di semua pasar hewan. Terutama untuk akses masuk dan keluar hewan ternak.
"Semua ternak yang ada di pasar wajib melalui pemeriksaan kesehatan oleh petugas," katanya.
Kelik tak menampik ada penurunan daya jual-beli di semua pasar hewan.
Namun ia menilai penurunan itu belum tentu disebabkan oleh kasus antraks.
Menurutnya, penurunan biasa terjadi usai Iduladha.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Sebut Penyakit Antraks Bisa Menjadi Senjata Biologis