Menurut hasil pemeriksaan terhadap sopir, truk tronton yang dikendari mengalami mati mesin dan diduga tersangkut di rel kereta.
Hal itu mungkin terjadi karena lintasan di sana cukup menanjak atau elevasi lebih dibandingkan jalanan datar di sekitarnya.
Pengakuan sopir truk
Dikutip dari TribunJateng.com, Heru Susanto mengakui dirinya telah melanggar aturan lalu lintas.
"Saya akui salah jalur, tahu tidak boleh. Alasan lewat situ lebih singkat hendak ke Mberok, Joha mau ambil crane kirim ke Solo," ungkapnya, di Kantor Satlantas Polrestabes Semarang, Kamis.
Ia memilih jalur tersebut karena lebih cepat. Apalagi, ia sudah pernah melewati jalur itu sebelumnya.
Namun, saat kembali melewati jalur itu, truknya mengalami mati mesin di atas rel kedua atu rel hulu sisi selatan.
"Truk mogok di rel kedua (dari utara) mati mesin, mungkin nyangkut."
"Sempat bisa gerak maju satu meter terus nggak bisa mesin mati lagi, kernet tak suruh keluar," urainya.
Saat berupaya menghidupkan mesin truknya, Heru Susanto mendengar ada suara kereta api dari arah barat.
Ia dan kernetnya akhirnya bergegas keluar dari truk untuk menyelamatkan diri.
"Saya lewat situ palang belum nutup, tapi sudah ada sirine saat lewat rel pertama (sisi utara)," tandasnya.
Kronologi kejadian
Kecelakaan KA Brantas menabrak truk terjadi pada Selasa malam di lintasan kereta Madukoro Raya, Semarang Barat, Kota Semarang.