Lalu beberapa saat kemudian, ada pendaki lain yang meminta bantuannya untuk membangunkan orang yang tidur di tenda itu.
"Namun saya jawab tidak tahu, selang beberapa menit, saya diminta tolong pendaki lain membangunkan seseorang yang tidur di bangunan Pos 3 itu," jelas Edy.
Setelah melihat ke tenda itu, Edy pun memanggil Jarwo yang memang dalam posisi masih belum jauh.
"Setelah itu, saya memanggil relawan tadi yang kebetulan turun belum jauh," papar Edy.
Ia pun merasa miris melihat kondisi pendaki tersebut, karena kemungkinan kondisinya bisa tertolong jika sebelumnya meminta bantuan padanya.
Karena dirinya membawa perlengkapan yang cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan saat pendakian, mulai dari obat hingga selimut.
Baca juga: Mahasiswi Undip Tewas di Gunung Lawu, Mulutnya Berbusa, Berikut Kronologinya
"Mungkin kalau korban meminta tolong, masih bisa selamat. Saya bawa perlengkapan mendaki, mulai obat-obatan, selimut dan lain sebagainya," tutur Edy.
Ia mengira pendaki yang meninggal itu mengalami hipotermia karena cuaca sangat dingin pada Sabtu malam.
Sedangkan pada saat melakukan pendakian, korban hanya membawa selimut tipis saja.
"Saya kira korban ini meninggal karena kedinginan, cuaca sangat dingin malam itu. Korban saat naik gunung minim peralatan keselamatan, hanya bawa selimut tipis, tidak menolong ketika udara sangat dingin," pungkas Edy.
Sementara itu, dari hasil visum luar, tim medis tidak menemukan adanya tanda penganiayaan.
Korban diduga meninggal karena mengalami hipotermia akibat cuaca ekstrem di Gunung Lawu.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kronologi Pendaki Gunung Lawu Ditemukan Meninggal di Pos 3, Diduga Karena Hipotermia