Kemudian kepala desa itu juga menendang lutut Putra, serta menampar pipinya.
"Kemudian si kepala desa ini juga sempat mengatakan 'harus dimusnahkan dia'," beber Dedi.
Akibatnya, Putra mengalami luka memar pada bagian mata kiri dan lutut kaki kiri.
Kemudian, kepala bagian atas benjol dan memar serta luka lecet pada bagian ibu jari sebelah kanan.
"Korban pun kemudian melaporkan hal tersebut kepada Sat Reskrim Polres Dairi," terang Dedi.
Sempat Dilakukan Mediasi
Pihak Forkopimca sempat melakukan mediasi antara Putra dengan para terduga pelaku di aula Kantor Camat Lae Parira pada Kamis (24/8/2023) kemarin.
Namun, Dedi menyayangkan sikap kepala desa yang terkesan tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan tersebut.
"Kami sangat kecewa karena para terduga pelaku terkesan tidak bertanggung jawab," sebut Dedi.
Bahkan, Dedi menyebut bahwa kepala desa tidak ada memberikan sepatah kata pun dan terkesan diam.
Sementara itu, terduga pelaku lainnya yakni Sobat Saragih bersama rekannya juga tidak merasa melakukan penganiayaan kepada Putra Sianturi.
"Tentu kami sangat kecewa, dimana seharusnya kepala desa memberikan contoh kepada masyarakat dan tidak melakukan penganiayaan," ucapnya.
Terpisah, Kepala Desa Sempung Polling, Juanda Saraan ketika dikonfirmasi tidak mengaku ada menganiaya korban.
Dirinya menyebut, luka yang dialami Putra akibat diamuk massa usai pertikaian itu.
"Kejadiannya itu kan malam. Saya mendapat laporan masyarakat kalau di rumah itu sudah ramai orang. Sudah berkerumun warga di depan rumah itu," kata Juanda melalui saluran seluler.
"Kalau saya yang memukul dia, sudah mati lah dia," katanya.
Setelah dilaporkan ke polisi, Juanda Saraan hingga kini belum ditangkap dan diproses hukum.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Kepala Desa Sempung Polling Dilapor Gebuki Warga Hingga Babak Belur, Kini Belum Ditangkap