"Awal ceritanya, saya inikan pengasuh sekaligus seorang pengajar. Dan semua santriwati yang ada di sini itu anak didik saya," kata K, Kamis (7/9/2023).
Pria bergelar LC ini mengatakan, pada Minggu (20/8/2023) sekira pukul 11.00 WIB, santriwati berinisial NW ini kabur dari pondok pesantren.
Kemudian, teman-temannya mengejar, termasuk istri K dan sejumlah pengurus.
Setelah NW diamankan, santriwati ini pun dibawa kembali ke dalam pondok pesantren oleh pengurus ponpes.
Namun, tak lama diamankan, pengurus pondok datang menghadap K.
Pengurus ponpes bilang, NW mau kabur lagi.
"Setelah dibawa ke pondok, pengurus datang lagi, Buya itu santriwatinya kalau enggak dibujuk mau kabur lagi. Kalian yang bujuk saya bilang, kami angkat tangan katanya. Alhasil saya yang turun," ujar K.
Kemudian, K memanggil santriwati itu.
Ia kemudian membawa NW ke dalam musala.
Di sana, K meminta pengurus berjaga di luar, agar NW tidak lari lagi.
"Namanya membujuk, saya tanyai, kenapa kok bisa kabur, kenapa kok bisa lari, diam saja santriwati itu. Saya tanya lagi apa sebabnya. Agak lama saya tanya, enggak ada ngomong santriwati itu sepatah kata pun," kata K.
Karena K mendapat laporan bahwa santriwati itu kabur karena alasan dikucilkan teman-temannya lantaran memiliki kutu, K pun kemudian kembali membujuknya.
"Saya dengar sudah dicukur rambutnya sama pengurus, mungkin itu langkah antisipasinya. Bahkan saya dengar lagi mau digundul. Saya bilang begini, karena saya seorang pengasuh, membujuk itukan seperti halnya ayah membujuk anak. Jadi saya pegang tangan santriwati itu, saya bilang kamu itu bersih, mungkin rambut boleh jadi banyak kutu," kata K.
Kemudian, K mengaku memang ada memasukkan tangannya ke dalam kerudung NW.