TRIBUNNEWS.COM - El Nino menyebabkan kekeringan berkepanjangan di sebagian wilayah di Indonesia.
Satu di antaranya di Provinsi Sulawesi Selatan, yang hampir seluruh wilayahnya mengalami kekeringan.
Hal tersebut berdampak pada sektor pertanian hingga perikanan.
Herman Arif selaku anggota DPRD Wajo pun meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk melakukan antisipasi dalam mencegah hal yang merugikan masyarakat.
Kebakaran, menjadi salah satu dampak besar akibat kekeringan ini.
Olehnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran serta Dinas Sosial dalam hal ini Taruna Siaga Bencana (Tagana) dapat berkordinasi dan mengatur strategi dalam mencegah hal tersebut.
Baca juga: BPBD Kulon Progo Salurkan Ratusan Tangki Air Bersih Selama Status Darurat Kekeringan
"Sebaiknya BPBD, Damkar, dan Tagana menyediakan posko maupun tim mereka di setiap kecamatan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran," ujarnya, Sabtu (7/10/2023).
Dengan adanya posko dan tim yang disediakan pemerintah, tentu dapat mengurangi resiko besar yang akan terjadi.
"Minimal mempercepat penanganan apabila sewaktu-waktu hal yang tidak kita inginkan itu terjadi. Lagipula akses komunikasi masyarakat juga cepat," lanjutnya.
Politisi Gerindra itu pun berharap kepada pemerintah kabupaten dapat memprioritaskan fenomena El Nino ini.
"Kita jangan lengah apalagi cuek, fenomena ini dampaknya luar biasa loh. Mulai sekarang kalau bisa dikerjakan, jangan tunda-tunda sebab kita sudah terlambat," harapnya.
Diketahui, sejak Mei 2023, Kabupaten Wajo dilanda musim kemarau hingga sekarang.
Tercatat 65 rumah yang terbakar dalam rentang waktu tersebut.
Kepala Bidang Damkar Kabupaten Wajo, Ariadi merinci pada Januari ada lima kasus kebakaran rumah yang terjadi.