Ciput menambahkan, Tegar juga dikenal sebagai pribadi yang baik.
Dirinya mudah bergaul sehingga memiliki banyak teman.
Sehingga wajar prosesi pemakaman Tegar dihadiri temannya di sekolah dan dari SSB Indonesia Muda.
Tersambar petir depan sang ayah
Kejadian yang menimpa Tegar ternyata dilihat langsung oleh ayahnya Chandra Prasetya.
Chandra bersaksi anaknya tak sadarkan diri setelah terambar petir.
Padahal ketika itu pertandingan baru berjalan kurang lebih 10 menit.
“Saya menyaksikan sendiri di samping lapangan. Jangankan ambulans, petugas medis saja nggak ada," katanya, dikutip dari Surya.co.id.
Chandra melanjutkan, Tegar dibawa ke rumah sakit bukan dengan ambulans.
“(Tegar Dwi Prasetya, red) dibawa pakai mobil temen-temen SSB Indonesia Muda ke RS Ibnu Sina,” kenangnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Surya.co.id/Yusab Alfa Ziqin)(Kompas.com)