"Masih kita dalam lagi, karena keterangan yang kami peroleh saat di sana (Arab Saudi) tidak langsung tersedia hotel dan konsumsi untuk para jamaah umroh," ulas lulusan Akpol tahun 2015 itu.
Informasi yang terhimpun dari seorang jamaah wanita asal Jember mengatakan, berdasarkan kontrak perjalanan rombongan itu diterbangkan dari Bandara Juanda.
"Dari Jember kami dibawa naik kendaraan berhenti di rest area tol Sidoarjo. Disitu bukan lanjut ke bandara Juanda-Surabaya, tapi malam ganti bus ke Jakarta lewat darat menuju Bandara Soekarno-Hatta," ungkap perempuan yang meminta identitasnya di rahasiakan itu.
Saat di Jakarta, kata dia, sebanyak 101 jamaah menunggu pesawat selama berjam-jam. Kemudian, pihak agensi baru menaikkan rombongan ke pesawat Indigo menuju di Mumbai-India.
"Di sana (Mumbai) para jamaah kembali menunggu berjam-jam. Sempat ada beberapa visa jamaah yang ditahan petugas bandara, karena ramai mengeluh tiadanya konsumsi. Untungnya, visa dikembalikan lagi oleh petugas bandara Mumbai. Sehingga, kami bisa melanjutkan penerbangan," tuturnya.
Baca juga: Bermotif Sakit Hati, Pelaku Penipuan Nyaris Habisi Nyawa Anggota Polisi di Tangerang
Selama perjalanan lewat jalur udara dari Mumbai ke Arab Saudi. Menurutnya, para jamaah harus menahan haus dan lapar, karena sama sekali tidak disediakan makanan atau minuman.
"Kami sampai minta minuman yang itu sebenarnya jatah pramugari. Kami minta ke pramugari diberi minuman, mungkin kasihan ke jamaah," ujar dia.
Setelah tiba di Mekkah Arab Saudi, katanya, fasilitas hotel dan konsumsi lancar selama tiga hari. Masalah kembali terjadi saat pindah ke Madinah. Jamaah diajak muter-muter tanpa kejelasan tujuan tempat menginap.
"Cekcok antara jamaah terjadi begitu saja hingga videonya menyebar ke berbagai lini media sosial. Usai perang mulut, pihak agensi memberi penginapan," katanya.
"Tapi, penginapan sepertinya bukan hotel bintang tiga sebagaimana yang dijanjikan. Ada dua tempat penginapan yang digunakan saat di Madinah, sehingga kami kalau makan harus pindah ke penginapan satunya. Makanan sering terlambat, contohnya untuk sarapan baru jam 11 siang ada," urainya.
Ketika jadwal jamaah harus pulang ke Tanah Air, katanya, justru masih tertahan selama beberapa hari di Madinah. Jamaah mulai gusar dan uring-uringan dengan agensi.
"Beberapa orang jamaah sampai nekat minta transfer uang keluarganya yang di Indonesia agar bisa pulang tepat waktu," sebutnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Siasat Licik Pegawai Bank Probolinggo Gelapkan Uang Nasabah Ratusan Juta Rupiah Gegara Judi Online
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Telantarkan Jemaah Umrah, 8 Agen Travel di Jember Diperiksa Polisi, Ditemukan Unsur Penipuan