"Memang karena tidak memiliki KTP, tidak tersentuh bantuan dari pemerintah."
"Pernah hanya sekali dapat bantuan Rp 900.000 saat Covid-19, sekali itu saja," ungkap Cahya.
Bahkan, kata Cahya, kondisi rumah Kaswiyah sempat hampir ambruk.
Belum lama ini, warga sekitar bergotong royong memperbaiki secara swadaya.
Selain itu, warga secara bergantian setiap hari memberikan makan untuk Kaswiyah.
Tak jarang ketika malam atau dini hari, Kaswiyah kerap memukul-mukul kayu agar menimbulkan bunyi-bunyian supaya ada warga yang datang.
Hal itu dilakukan Kaswiyah saat merasa lapar dan berharap ada yang mengantarkan makanan.
"Kadang kalau lapar malam-malam sering ketok-ketok kayu agar terdengar warga sekitar. Miris memang," jelasnya.
Merespons kondisi yang dialami Kaswiyah, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) langsung turun tangan.
Kepala Dinas Sosial Pemprov Jateng, Imam Maskur, mengatakan Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, memberikan instruksi untuk segera melakukan assessment setelah mendapatkan informasi tentang kondisi Kaswiyah.
"Sudah kami tindaklanjuti, kemarin sore petugas Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Klampok sudah menjemput yang bersangkutan untuk ditempatkan di panti kami," ujar Imam di Semarang, Rabu (10/1/2024), dilansir TribunJateng.com.
Baca juga: Cerita Pilu Siti Marbiah, Nenek Diusir Anak Angkat setelah Berikan Rumah: Balasannya Seperti Ini
Pihaknya juga memberikan bantuan uang tunai kepada Kaswiyah.
Imam menjelaskan, sejak usia muda, Kaswiyah merantau ke Jakarta.
Ia baru kembali ke Brebes setelah suaminya meninggal 10 tahun lalu.