Laporan Wartawan Tribun Sumsel Laily Fajrianty
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Mama muda, Ossy Claranita menjadi otak pembunuhan terhadap Arif Sriono yang merupakan suaminya sendiri dengan menyewa pembunuh bayaran.
Untuk menghilangkan keterlibatan, modusnya, membuat seolah-olah korban meninggal dunia usai menjadi korban pembegalan.
Terungkap alasan untuk membunuh adalah ingin menguasai harta suami.
Pasalnya keduanya telah memiliki perjanjian khusus.
Kapolres Karawang, AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengatakan, salah satunya yang memicu pembunuhan adalah permasalahan ekonomi.
"Pelaku mengaku korban mulai membatasi nafkah," kata Wirdhanto Hadicaksono saat memberikan keterangan pers di Markas Kepolisian Resor Karawang, Selasa (16/1/2024).
Wirdhanto juga menyebut ada motif karena ekonomi sebab jika korban diceraikan maka harta benda tidak bisa dibagi karena ada kesepakatan namun jika Arif meninggal, maka harta tersebut bisa menjadi harta waris.
Sosok Ossy Claranita, Istri Sewa Pembunuh Bayaran buat Habisi Suami, Ternyata Punya Pria Idaman Lain
Siapa Ossy Claranita? Istri di Karawang Jadi Otak Pembunuhan Suami, Incar Warisan, Punya Selingkuhan
Ternyata Ossy Otak Pembunuhan Suami Punya Selingkuhan, Motif Ingin Kuasai Harta Arif Saat Jadi Janda
Baca juga: Ahli Waris Korban Kecelakaan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Terima Santunan Rp 50 Juta dari Negara
"Berdasarkan hasil keterangan, rupanya OC yang merupakan istri korban pun saat ini memiliki pil (pria idaman lain)," lanjut Wirdhanto.
Selain itu, kata Wirdhanto, status janda cerai dan janda mati juga jadi pertimbangan Ossy saat merencanakan pembunuhan.
Wirdhanto mengungkapkan, Ossy membayarkan sejumlah uang kepada seorang eksekutor berinisial RZ untuk membunuh suaminya.
"Berdasarkan keterangan dari tersangka OC (Ossy, istri korban) setelah kejadian, pelaku eksekutor dibayar Rp 1,5 juta plus motor," katanya.
Pembunuhan Arif direncanakan Ossy bersama adiknya, Pandu (19). Berdasarkan pengakuan pelaku kepada polisi, Pandu menjadi orang yang meminta RZ untuk membunuh Arif.
"Ossy juga yang membayar kontrakan RZ," kata Wirdhanto.