"Tapi saya sempat menolak karena takut ada apa-apa. Terus bilangnya bapaknya itu 'saya itu aparat, ndak apa-apa' gitu," sambungnya.
Setelah itu, Sukarman dan penumpangnya kemudian melanjutkan perjalanan.
Namun, tak lama kemudian Sukarman sudah hilang ingatan.
"Setelah ditaruh di jok, terus saya naik dan berjalan sekitar 200 sampai 500 meter itu saya sudah hilang ingatan," pungkasnya.
Akibat dari peristiwa tersebut, ia kehilangan motonya jenis Honda Beat, dompet beserta kartu pribadi dan uang sebesar Rp 70 ribu.
Ada Korban Lain di Lokasi Berbeda
Rupanya, peristiwa yang menerima Sukarman itu juga terjadi pada orang lain.
Hal ini diketahui Sukarman saat dompetnya ditemukan oleh seseorang.
Rupanya, dompet Sukarman yang hilang itu ditemukan oleh seseorang di sekitar Bandara Adi Soemarmo, Boyolali di hari yang sama.
Anehnya, dompet itu berada tepat di samping orang yang disebut juga menjadi korban pembiusan seperti dirinya.
Saat dompet itu ditemukan, ia mengaku mendapat telepon dari petugas kepolisian Polsek Ngemplak, Boyolali.
Dari sambungan telepon itu, pihak kepolisian meminta keterangan Sukarman terkait dompet yang ditemukan tak jauh dari korban pembiusan lainnya.
"Jam 12 saya menjemput cucu saya yang kecil, itu istri saya mendapat telpon dari Polsek Ngemplak Sawahan Boyolali.”
“Setelah itu saya pulang, saya ditelepon dan ditunggu di Polsek untuk menghadap untuk dimintai keterangan karena dompet saya itu ditemukan di wilayah Bandara (Adi Sumarmo). Ada yang kasusnya sama dengan saya, pembiusan, ojek online tapi non aplikasi," ujar Sukarman, Senin (29/1/2024) sore, dikutip dari TribunSolo.com.
Karman menyebut, peristiwa pembiusan yang dialami tukang ojek di bandara itu hanya selang beberapa jam setelah dirinya menjadi korban.