Syukuran dihadiri para keluarga dengan hidangan ayam, sambel, dan lainnya.
"Kalau info awalnya (acara) keluarga besar, jumlah pastinya saya kurang tahu pasti. Makan-makannya biasa, sambelan. Kemudian lauknya itu ayam kemudian ada urap,"Â ungkapnya, Senin (27/5/2024), dikutip dari TribunJogja.com.
Keracunan massal ini dialami 13 warga dengan gejala mual hingga diare.
"Itu ada yang mual-mual dan diare kemudian dibawa ke rumah sakit. Itu mulai dirasakan Jumat pagi, Kamis malam habis isya itu makan-makannya," bebernya.
Baca juga: Pemkot Bogor Tetapkan Status KLB Keracunan Massal di Cipaku
Ia menambahkan kedua korban yang meninggal masih satu keluarga.
"Yang kemarin meninggal sama yang hari ini itu berasal dari Kalurahan Playen. Dan, yang buat acara itu ada di Ngawu, padukuhan Tumpak. Itu keluarga besar. Mereka ini satu keluarga," sambungnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Ismono, menyatakan ada 5 korban keracunan massal yang dirawat inap.
"Informasi yang saya terima ada 13 korban, ada 5 orang dilakukan rawat inap yakni 3 di RS Behthesda Wonosari dan 2 di RS Nurohmah."
"Sedangkan, 7 orang rawat jalan. Untuk satu pasien meninggal dunia akan kami konfirmasi lebih lanjut," tuturnya.
Pihaknya baru mendapat laporan keracunan massal dua hari setelah acara syukuran atau pada Sabtu (25/5/2024) malam.
Baca juga: Korban Keracunan Makanan Tahlilan di Bogor Bertambah Jadi 71 Orang, Satu Meninggal Dunia
"Maka dari itu untuk sampel makanan terpaksa tidak bisa diambil sampelnya nanti jika dimungkinan akan dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan sampel laboratorium dari penderita," jelasnya.
Berdasarkan keterangan para korban, gejala baru dialami setelah pulang dari acara syukuran.
Penyebab keracunan massal masih diselidiki dengan melakukan penyelidikan epidemiologi.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Bocah di Sukabumi Meninggal Diduga Keracunan Makanan, Puluhan Korban Lain Kondisinya Mulai Membaik