"Sampai situ tugas saya hanya mendengarkan bukan menyimpulkan," jelasnya.
Baca juga: Sosok ini Jadi Asisten Dedi Mulyadi Ungkap Kasus hingga Temui Saksi-saksi di Kasus Vina Cirebon
Setelah itu, Dedi coba pergi ke Cirebon menelusuri lokasi kejadian seperti kesaksian Aep.
Terlebih Aep mengaku melihat aksi pelemparan batu ke arah Vina dan Eky.
Bahkan ia mengingat wajah Pegi Setiawan meski sudah delapan tahun berlalu. Kini, Pegi Setiawan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon
Di Cirebon, Dedi bertemu Fery yang merupakan warga sekitar. Sembari menyusuri TKP, Fery membantah kesaksian Aep.
Disusul bantahan dari warga lainnya.
"Saya ketemu dengan semua, saya mendengarkan. Akhirnya saya berkesimpulan bahwa tidak mungkin orang melakukan pembunuhan pemerkosaan pada waktu yang sama dengan posisi yang berbeda," bebernya.
Profil Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi lahir di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kabupaten Subang pada 11 April 1971.
Anak bungsu dari sembilan bersaudara itu lahir dari keluarga sederhana.
Ayahnya bernama Sahlin Ahmad Suryana, pensiunan Tentara Prajurit Kader yang hanya berkarya di kemiliteran sampai usia 28 tahun karena sakit.
Ibunya, Karsiti tidak mengenyam bangku sekolah, tapi sempat menjadi aktivis Palang Merah Indonesia (PMI).
Karsiti menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja menjadi kuli tandur dan nyangkul di sawah.
Oleh sebab itu, Dedi sejak kecil sudah terbiasa membantu ibunya menggembala domba dan berladang.
Dedi juga menjual es mambo, layang-layang, kayu bakar yang dikumpulkan sepulang sekolah, serta menjadi kuli batu bata.