"Permasalahan muncul karena adanya tidak sepakatnya iuran yang diajukan pihak warga kepada sekolah," tulis akun Instagram @cakj1.
Kata Pihak RW
Dalam video di Youtube Armudji, warga menyebut SMP Petra enggan membayar.
"Mewakili RW 4 mengatakan mengenai iuran penjagaan. Ada 4 iuran keamanan dari (RW) 04, (RW) 05 dan (RW) 07 dan Petra."
"Semua masuk uang ke bendahara keamanan untuk membiayai satpam di sini."
"Selama 5 tahun tidak naik, makanya dinaikkan."
"Awalnya Rp 32 juta per bulan kali 4 untuk bayar satpam di sini. Ada kantor, tempat usaha (Rp 200 ribu). Petra mengantarkan anak itu buat macet ditambah Petra ga mau bayar," kata warga.
Mereka juga menyebut, bahwa iuran keamanan itu tidak pernah naik dan itu adalah kenaikan yang wajar.
Sebaliknya, Petra mengaku sempat mendapatkan intimidasi.
Perwakilan Petra menyatakan selama ini pihaknya mendapatkan intimidasi, salah satunya dengan penutupan jalan.
Soal jalan itu menurutnya sudah ada solusi tapi tidak dijalankan.
"Selama ini bertahun-tahun menerima intimidasi jalan ditutup dan sudah terjadi."
"Waktu di dewan sudah clear, jalan bersama dikelola Dishub dan sudah dibuatkan rekayasa. Kalau ada kegiatan, kemacetan pasti ada," jawab perwakilan dari Petra.
Sementara terkait uang iuran keamanan, pihaknya menganggap bahwa pertanggungjawaban atas uang iuran keamanan itu tidak jelas.