Namun, Valentina tak punya tenaga menghadapi gerombolan pria berbaju hitam.
"Saat melihat dia dipukuli saya berdoa, saya gak mau menangis dilihat anak saya. Pokoknya dia berteriak 'tolong aku Mak, tolong aku'. Masih jelas terdengar di kuping saya. Seperti binatang anak saya dibuat orang itu," tegasnya.
Setelah ditangkap, Valentina tak mengetahui keberadaan anaknya.
Pengakuan Doli Manurung
Doli Manurung mengaku tidak terlibat dalam kasus pembacokan dan hanya mengenal Pratu AS yang ada di lokasi pembacokan.
"Kalau yang dibacok itu aku enggak tahu. Aku mau berdamai dengan yang baju merah, si Sianturi (Pratu AS) itu, aku mau berdamai karena aku sama dia saja bermasalah," papar Doli, Minggu.
Saat kejadian, Doli hendak memukul Pratu AS, namun dirinya justru terjatuh dan dihajar oknum TNI.
Baca juga: Motif Penembakan Pemasang Spanduk di Medan, 3 Pelaku Ditangkap dan 2 Masih Buron
Doli tak mengetahui aksi pembacokan karena dirinya tak sadarkan diri.
Setiba di rumah, Doli mendengar suara keributan dan meneriakinya perampok.
"Pas aku buka kamar, orang itu udah di depan kamarku di lantai tiga, ramai memakai baju hitam semua. aku sempat berteriak mereka itu rampok."
"Baru kata baju merah itu 'ini kau tadi mau mukul aku kau kan. Jadi aku bilang, aku engga tahu kau angkatan," bebernya.
Di hadapan ibu kandungnya, Doli dihajar oknum TNI dan dimasukkan paksa ke mobil.
"Di situ aku dipukuli di dalam kamar pakai tangan kosong, dilempar kursi, tongkat mamaku itu (dipakai untuk jalan) dibawa dari lantai bawah dipukuli pakai itu, pakai skiping. Dari lantai tiga dipukul sampai bawah," tukasnya.
Diduga Ada Penjarahan
Kuasa hukum Doli Manurung, Rizki Nainggolan, menyatakan pihak keluarga telah melaporkan anggota TNI yang menjemput paksa Doli Manarung.
Selain melakukan penganiayaan, anggota TNI diduga menjarah uang Doli yang disimpan di laci kamar.