"Pas kejadian di hari itu, aku gelisah terus. Terbayang wajah anak, tak bisa lupa. Mata saya nangis hati saya nangis,"
"Itu anak emas saya perempuan satu-satunya yang ikut saya. Kakaknya ada di dusun, cuma si Ayu yang ikut saya," katanya.
Kepada TribunSumsel.com, Safarudin tak terima dengan keputusan tiga pelaku tidak ditahan.
Menurutnya, meski mereka masih anak-anak, namun perbuatannya sudah tidak manusiawi.
"Kalau orang tiga itu pulang saya tidak setuju benar. Memang iya mereka anak-anak, cuma ada hukumnya. Itu anak orang dicabuli dan dibunuh ," katanya.
Ia pun berharap, empat orang pelaku pembunuhan tersebut, bisa mendapatkan hukum yang setimpal.
"Saya minta tolong sama bapak kepolisian mana keadilannya, kasih saja empat-empatnya hukuman setimpal," tutupnya.
Tanggapan Psikolog
Kabar direhabilitasinya tiga pelaku pembunuhan ini juga mendapat tanggapan dari sejumlah pihak.
Salah satunya psikolog dari Lentera Jiwa Palembang, Diana Putri Arini.
Ia menilai, rehabilitasi tersebut belum tentu bisa memberikan efek jera kepada para tersangka.
Cara itu, dinilai belum bisa menjamin ketika keluar, para bocah tersebut menjadi berkelakuan baik.
Baca juga: Tangisan Menyayat Hati Udin, Orang Tua Siswi SMP Dibunuh di Palembang: Jangan Tinggalin Ayah Nak
"Ada dua kemungkinan kalau tersangka ditahan, pas keluar jadi bandit, lagi karena berkumpul dengan terpidana lainnya di dalam penjara,"
"Kalau seandainya RJ atau dibawa ke Balai Rehabilitasi, belum tentu menjamin juga jadi baik karena pola pengasuhan orangtua tersangka juga sudah salah," ujar Diana Putri, dikutip dari TribunSumsel.com.
Ia menuturkan, anak-anak seperti keempat tersangka perlu penanganan khusus.