Sutrisno mengatakan, cucunya sebagai anak yang sopan dan mandiri walaupun baru berusia 7 tahun.
Ia sudah terbiasa mencuci baju sendiri bahkan sering membantu sang ibu memasang jemuran di teras rumah.
Selain itu, CNA juga anak penyayang keluarga.
Sehari sebelum tewas, ia menuliskan nama anggota keluarganya di dinding rumah bagian depan dengan menggunakan spidol.
"Saya juga sering dibikinkan kopi. Anak itu tidak pernah nakal. Tidak pernah aneh-aneh. Tiap hari dia main di rumah bersama kakaknya. Kalau sudah waktunya pulang sekolah, ya pulang. Tidak pernah mampir-mampir," terang Sutrisno, di rumah duka, Kamis (14/11/2024).
Ibu dan ayah CNA gelisah saat anaknya tak kunjung ke rumah meski waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB, Rabu lalu.
Baca juga: Ciri-ciri Mayat Wanita Ditemukan di Hotel Semarang: Ada Tato dan Diperkiraan Berumur 30-an Tahun
Jam pulang sekolah untuk kelas I, yakni pukul 10.00 WIB. Biasanya paling lambat, bocah itu akan tiba di rumah sekitar setengah jam kemudian.
Ia menaiki sepeda menempuh jarak sekitar 1 kilometer (km) melewati jalan perkebunan.
Tak kunjung pulangnya CNA membuat sang ibu, Siti Aningsih langsung mengontak wali kelas.
Wali kelas yang menyebut bahwa CNA telah pulang jam seperti biasanya membuat sang ibu terkejut.
Siti Aningsih langsung mengajak suaminya, Ahmad Doni Nur untuk mencari keberadaan anak.
"Saya di kebun di hubungi juga. Langung saya ke sekolahnya. Karena tidak ada, saya langsung mencari ke jalan utama," terang Sutrisno.
Sementara sang ibu dan beberapa guru menyusuri jalur pulang CNA.
Tanpa di sangka, mereka melihat sepedanya di sungai kecil yang jaraknya sekitar 150 meter dari rumah mereka.