News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penemuan Mayat Bocah di Banyuwangi, Kakek Korban : Dia Pernah Tanya Apa di Surga Banyak Taman Indah?

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasi penemuan mayat bocah usai 7 tahun korban pembunuhan di Banyuwangi

Laporan Wartawan Surya Aflahul Abidin 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Peristiwa memilukan terjadi di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) pada Rabu (14/11/2024).

Seorang siswi  Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas I berinisial CNA ditemukan tewas dengan kondisi menggenaskan yakni organ vital rusak dan kepala bocor. 

CNA ditemukan masih  berseragam sekolah di lahan kebun yang berjarak 150 meter dari rumahnya.

Meninggalnya bocah periang itu mengejutkan pihak keluarga.

Peristiwa memilukan itu terjadi saat CNA dalam perjalanan pulang sekolah. 

CNA juga diduga mendapat kekerasan seksual dan fisik oleh seseorang yang hingga saat ini belum terungkap identitasnya.

Kakek CNA, Sutrisno menjadi sosok yang terpukul apalagi  3 hari sebelumnya, korban sempat bertanya apakah di surga banyak taman-taman yang indah.

"Mbah, apa benar kata Bu Guru, kalau rajin salat, kalau nanti mati masuk surga?" tanya CNA.

Lantas Sutrisni mengiyakan. "Iya." 

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Dicor di Belitung Timur, Terbongkar saat Pelaku Minta Bantuan Uang

"Mbah, apa benar di surga banyak taman-taman yang indah?" tanya CNA.

Namun Sutrisno tidak langsung memberikan jawaban. 

"Waduh, Mbah tidak bisa menjelaskan. Kapan-kapan, ya," kata Sutristo pada CNA.

Belum juga sempat mendapatkan penjelasan tentang taman-taman indah di surga itu bisa disampaikan sang kakek, CNA (7) sudah pergi untuk selama-lamanya. 

Sosok Mandiri 

Sutrisno mengatakan, cucunya sebagai anak yang sopan dan mandiri walaupun baru berusia 7 tahun.

Ia sudah terbiasa mencuci baju sendiri bahkan sering membantu sang ibu memasang jemuran di teras rumah.

Selain itu, CNA juga anak penyayang keluarga. 

Sehari sebelum tewas, ia menuliskan nama anggota keluarganya di dinding rumah bagian depan dengan menggunakan spidol.

"Saya juga sering dibikinkan kopi. Anak itu tidak pernah nakal. Tidak pernah aneh-aneh. Tiap hari dia main di rumah bersama kakaknya. Kalau sudah waktunya pulang sekolah, ya pulang. Tidak pernah mampir-mampir," terang Sutrisno, di rumah duka, Kamis (14/11/2024).

Ibu dan ayah CNA gelisah saat anaknya tak kunjung ke rumah meski waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB, Rabu lalu.

Baca juga: Ciri-ciri Mayat Wanita Ditemukan di Hotel Semarang: Ada Tato dan Diperkiraan Berumur 30-an Tahun

Jam pulang sekolah untuk kelas I, yakni pukul 10.00 WIB. Biasanya paling lambat, bocah itu akan tiba di rumah sekitar setengah jam kemudian. 

Ia menaiki sepeda menempuh jarak sekitar 1 kilometer (km) melewati jalan perkebunan.

Tak kunjung pulangnya CNA membuat sang ibu, Siti Aningsih langsung mengontak wali kelas. 

Wali kelas yang menyebut bahwa CNA telah pulang jam seperti biasanya membuat sang ibu terkejut. 

Siti Aningsih langsung mengajak suaminya, Ahmad Doni Nur untuk mencari keberadaan anak.

"Saya di kebun di hubungi juga. Langung saya ke sekolahnya. Karena tidak ada, saya langsung mencari ke jalan utama," terang Sutrisno.

Sementara sang ibu dan beberapa guru menyusuri jalur pulang CNA. 

Proses evakuasi mayat perempuan yang ditemukan di Desa Padang, Rabu (13/11/2024). (Posbelitung.co/Bryan Bimantoro)

Tanpa di sangka, mereka melihat sepedanya di sungai kecil yang jaraknya sekitar 150 meter dari rumah mereka.

Setelah menyusuri area sekitar, CNA ditemukan dalam kondisi terlentang dengan kepala belakang berlumur darah. 

CNA tergeletak di tepian tanah berkontur. 

Meski berpakaian lengkap, celana dalamnya melorot dan acak-acakan.

Tubuh korban langsung dilarikan ke klinik terdekat namun, kondisinya tak tertolong. 

CNA dinyatakan telah meninggal dunia. 

Jenazah bocah tersebut kemudian dibawa ke RSUD Genteng untuk autopsi pada Kamis ini.

Baca juga: Kasus Dugaan Pembunuhan di Denpasar, Mayat Pria Ditemukan dengan Luka Gorok di Leher

Tragisnya kepergian CNA membuat keluarga nelangsa. 

Sehari setelah kejadian, kedua orang tuanya masih amat nelangsa. 

Mereka belum bisa diajak komunikasi dan memilih untuk berdiam dari kamar.

"Saya merasa, kok bisa begitu sadisnya (pembunuhnya)," kata Sutrisno.

Pihak keluarga berharap, pelaku pembunuhan bisa segera terungkap dan tertangkap. 

Sutrisno menyadari, dalam hukum yang berlaku, nyawa tak selalu bisa dibalas dengan nyawa.

"Tapi setidaknya pelaku diproses hukum. Kami mengharap kebijaksanaan bapak aparat, supaya kami bisa mendapat sedikit keadilan," harap Sutrisno.

Korban siswi MI yang diduga mendapat kekerasan seksual dan fisik hingga meninggal dunia. (Foto Istimewa)

Polisi Bentuk Tim Khusus

Hingga saat ini, pelaku pembunuhan bocah 7 tahun asal Banyuwangi tersebut belum terungkap. 

Polisi setempat membentuk tim khusus untuk mengungkap tabir dari kasus tersebut.

Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega menjelaskan, tim khusus tersebut merupakan gabungan dari anggota Satreskrim dan Polsek Kalibaru. 

Anggota tim tengah turun ke lapangan untuk menelisik fakta-fakta baru dari kasus pembunuhan dan dugaan kekerasan seksual itu.

"Ketika tim dapat informasi di lapangan, mereka akan langsung ke Polsek dan Polresta untuk langsung menyampaikan hasil temuan," kata Andrew, Kamis (14/11/2024).

Kini, polisi juga masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan oleh dokter forensik dari Kabupaten Jember. Autopsi telah dilaksanakan pada Rabu (13/11/2024) malam.

"Hasilnya belum disampaikan ke kami. Nanti dikirim oleh dokternya melalui surat. Biasanya secepatnya akan segera kami terima," tambah dia.


Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Tragisnya Kepergian Bocah 7 Tahun di Banyuwangi, Diduga Dirudapaksa Lalu Dibunuh

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini