Mendapati hal tersebut, saksi lantas menelepon rekan kerjanya sesama sekuriti, Bombong, untuk memberitahu tentang penemuan mayat tersebut.
Selanjutnya, penemuan mayat tersebut dilaporkan kepada anggota Bhabinkamtibmas.
Setelah polisi mendapat informasi penemuan mayat, Unit Reskrim Polsek Tapung Hulu mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP sekira pukul 17.00 WIB.
"Petugas meminta keterangan saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti," kata Wel.
Sementara jasad korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk autopsi.
Hasil sementara, didapati sekujur tubuh korban terbakar.
Bagian kepalanya tampak lebih menghitam.
Seperti sisa bakaran kain yang menutup wajah dan kepalanya.
Polisi sementara menduga sang guru merupakan korban pembunuhan.
Kepolisian Resor (Polres) Kampar masih menunggu hasil autopsi jasad guru di Kampar Riau yang diduga korban pembunuhan sadis.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskim) Polres Kampar, AKP Elvin Septian Akbar mengatakan, jasad masih di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Kita masih menunggu hasil autopsi," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Sabtu (30/11).
Ia mengatakan, Kepolisian Sektor Tapung Hulu sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Selain itu sedang memeriksa sejumlah saksi.
Pihaknya melakukan pendampingan terhadap proses penanganan yang sedang berjalan.
Ia mengatakan, penyelidikannya lebih lanjut akan dilaksanakan di Polres.
"Polsek Tapung Hulu sudah olah TKP dan masih memeriksa saksi-saksi. Kita (hanya) back up. Nanti penyelidikan, batu di kita (Polres)," ujarnya.
Sosok Korban
Berdasarkan penelusuran Tribunpekanbaru.com dari berbagai sumber, korban merupakan pria kelahiran 15 April 1994.
Ia tinggal di Dusun III Kasikan RT 012 RW 002 Desa Kasikan, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar, Riau.
Korban diketahui memiliki seorang istri dan anak laki-laki yang masih berusia 1 tahun.
Almarhum merupakan guru di SD Negeri 021 Senama Nenek Kecamatan Tapung Hulu.
Ia baru diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) melalui Surat Keputusan Bupati Kampar tanggal 28 Maret 2024 lalu.
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini berstatus sebagai Guru Kelas.
Sebelum menjadi PPPK, ia sudah mengajar sebagai Tenaga Honorer selama beberapa tahun.
Berdasarkan informasi pada saat kejadian, istrinya sedang pulang kampung ke Sumatera Utara.
Sumber: (Tribun-Sulbar.com Abd Rahman) (TribunPekanbaru)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsulbar.com dengan judul Meninggal Saat Mau Tes PPPK, Tangis Istri dan Rekan Ahmad Pecah di RS Bhayangkara