News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kadis Perindagkop Halmahera Barat Pukuli Warga saat Demo Minyak Tanah Langka, Kini Ditangkap Polisi

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Kadisperindagkop) Halmahera Barat, Maluku Utara, Demisius O Boky, melakukan penganiayaan terhadap warga di depan kantornya, Rabu (8/1/2025). Adapun warga sebelumnya melakukan demo atas kelangkaan minyak tanah.

TRIBUNNEWS.COM - Aksi penganiayaan terhadap warga bernama Hardi dilakukan oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Kadisperindagkop) Halmahera Barat, Maluku Utara, Demisius O Boky pada Rabu (8/1/2025).

Dikutip dari Tribun Ternate, penganiayaan terjadi ketika warga berdemo di depan Kantor Disperindagkop terkait kelangkaan minyak tanah.

Bahkan, video penganiayaan tersebut sampai viral di media sosial.

Dalam video berdurasi 1 menit itu, tampak Demisius yang memakai kemeja warna putih dan celana cokelat memukul warga yang memakai jaket berwarna hitam.

Tampak, Demisius melakukan pemukulan berulang kali terhadap warga tersebut. Setelah itu, terlihat warga yang dipukuli oleh Demisius diamankan oleh seseorang.

"Pukul lagi! Pukul lagi!" tantang warga tersebut.

"Kamu datang ke sini harusnya sopan!" kata Demisius.

Kronologi

Peristiwa penganiayaan itu bermula ketika Hari mendatangi kantor Disperindagkop Halmahera Barat di Desa Hatebicara, Kecamatan Hailolo untuk berdemo terkait kelangkaan minyak tanah.

"Saya datang sendiri untuk aksi di Kantor Perindagkop,karena minyak tanah langka jadi ada yang jual dengan harga tinggi, Rp9000 sampai Rp10.000 perliter," kata Hardi.

Baca juga: Tes Kejiwaan George Anak Bos Toko Roti yang Aniaya Pegawai Sudah Keluar, Begini Hasilnya

Dalam berdemo, Hardi mengaku menyuarakan aspirasinya dengan menggunakan pengeras suara serta menempelkan spanduk di kantor tersebut.

Namun, spanduk itu langsung dilepas oleh salah satu staf Disperindagkop.

Lalu, Hardi mendesak agar staf tersebut tidak mencopot spanduk yang dia pasang. Hanya saja, desakan tersebut berujung penganiayaan oleh Demisius dan stafnya bernama Sony.

"Saya sampaikan kalau aksi ini saya sendiri jadi jangan buka spanduk, karena saya disini hanya menyampaikan aspirasi," jelasnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini