News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Sulteng

Kepala BMKG Diminta Mundur Anthon, Inilah 9 Fakta Tentang Dwikorita: Teman Akrab Menteri Susi

Penulis: Sri Juliati
Editor: Suut Amdani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2018).

Rita adalah pakar dan pengamat masalah kerentanan tanah akibat bahaya gempa bumi.

Satu penelitiannya yakni membuat zona atau peta daerah Bantul, yang rawan terhadap gempa bumi setelah gempa besar pada 27 Mei 2006.

Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UGM, bersama sang suami Sigit Priyanto.

8. Pernah jadi Moderator Debat Cawapres 2014

DEBAT CAWAPRES - Kandidat wakil presiden no I, Hatta Rajasa dan Kandidat Wakil Presiden no2, Jusuf Kalla dalam debat dengan mederator Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Bidang Kerja Sama, Dwikorita Karnawati. dengan tema'Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)` di hotel Bidakara, Pncoran, Jakarta Selatan, Minggu(29/6/2014) Selain memaparkan visi misi, keduanya bakal adu gagasan dan argumentasi di panggung Debat - (Warta Kota/henry lopulalan)

Pada masa debat Pilpres 2014, Dwikorita rupanya pernah menjadi moderator debat keempat kandidat Pilpres 2014 yang diikuti calon wakil presiden.

Saat itu, Dwikorita masih menjabat sebagai Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dwikorita terpilih dari tujuh nomine yang sudah ditetapkan sebelumnya.

9. Diminta Mundur dari Jabatannya sebagai Kepala BMKG

Terbaru, Dwikorita diminta dari jabatannya sebagai Kepala BMKG oleh anggota Komisi V DPR RI, Anthon Sihombing setelah rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR RI dengan BMKG.

Dwikorita dianggap tak layak lagi memimpin BMKG karena dianggap paling bertanggung jawab terhadap banyaknya korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI ini menyebut kelalaian yang dilakukan BMKG dalam mendeteksi bencana dianggap sebagai kesalahan fatal.

Selain itu, pernyataan yang diberikan kepada media juga sangat normatif, sehingga membuat informasi menjadi simpang siur.

“Saya dengan tegas meminta agar Kepala BMKG lebih terhormat kalau mengundurkan diri."

"Di samping itu juga, statement-statement yang diberikan dilontarkan oleh Kepala BMKG ini sangat simpang siur atau sangat berlainan dengan realita."

"Padahal sebagai pemimpin, seharusnya dia dapat melaporkan kondisi yang sejelas-jelasnya,” jelasnya ketika ditemui Parlementaria di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (03/10/2018).

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini