News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jalan Gubeng Surabaya Ambles

Berita Terbaru Jalan Gubeng Surabaya Ambles, Minta Ganti Rugi hingga Penjelasan BMKG

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Suut Amdani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi terbaru Jalan Gubeng Suarabaya ambles pada Rabu (19/12/2018). Jalan raya tersebut ambles sedalam 20 meter dengan lebar 30 meter pada Selasa (18/12) malam diduga karena proyek pembangunan gedung di sekitar lokasi.

Tri Rismaharini kemudian datang kembali sekitar pukul 20.00 WIB bersama sejumlah OPD.

Baca: Jalan Gubeng Ambles, Tim Ahli: Belum Aman Lakukan Aktivitas

Di antaranya Erna Purnawati, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan yang sejak tadi pagi juga memantau lokasi jalan ambles.

3. Penjelasan BMKG

DUA SISI - Kondisi Jl Gubeng yang ambles difoto Kamis (20/12). Pemkot Kota Surabaya mengerahkan dua eskavator untuk mulai melakukan pengerukan Jl Gubeng yang ambles dengan sirtu. Pengurukan dilakukan dari dua sisi sekaligus, dari arah selatan dan utara. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ (SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Pasca longsoran terjadi, BMKG segera melakukan analisis rekaman data sinyal seismik di sensor seismik terdekat.

Yaitu sensor PPJI (Prigen Pasuruan Jawa Indonesia) yang merupakan sensor terdekat dengan lokasi terjadinya longsoran.

Baca: TERBARU Penyebab Jalan Gubeng Surabaya Ambles Ini Hasil Kajian BPPT

Berdasarkan analisis BMKG, peristiwa longsoran di Jalan Raya Gubeng tersebut ternyata tercatat dua kali pada sensor seismik terdekat.

Yaitu sensor PPJI (Prigen Pasuruan Jawa Indonesia) dengan jarak lurus 48 km.

Longsoran pertama tercatat pada pukul 21.41.27 WIB sementara yang kedua pada pukul 22.30.00 WIB.

Analisis gelombang seismik menunjukkan longsoran yang terjadi di Jalan Raya Gubeng Surabaya bukan diakibatkan oleh gempa bumi atau aktivitas tektonik.

BMKG dapat memastikan hal tersebut lantaran catatan seismik tidak menunjukkan adanya mekanisme penyesaran batuan dan sensor seismik yang mencatat hanya satu sensor di lokasi terdekat longsoran.

Baca: Risma: Perbaikan Tanah Ambles di Jalan Gubeng Tak Bisa Sebentar

Sehingga hal tersebut bisa dikategorikan sebagai aktivitas lokal.

Fenomena amblesnya Jalan Raya Gubeng di Surabaya lebih ditepat disebut sebagai longsoran dan bukan likuefaksi.

Alasannya adalah karena berpindahnya material secara mendatar, miring dan vertikal yang disebabkan gaya gravitasi.

Sementara likuifaksi merupakan fenomena mencairnya material tanah di lokasi kejadian.

Melalui penjelasan tersebut, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini