Uniknya, jika biasanya pendakian melalui jalur memutar yang lebih landai.
Pada saat Tur Krakatau ini, entah siapa yang memulai, peserta justru memilih trek sulit dan menantang yaitu langsung mengambil trek lurus.
Alhasil, butuh kemampuan fisik prima dan mental yang kuat untuk menaklukan medan yang miliki kemiringan lebih dari 45 derajat.
Hingga 45 menit kemudian, puluhan peserta sudah tiba di kepunden GAK. Keriuhan dan rona bahagia terpancar dari peserta.
Puas dan bahagia bisa sampai di titik tersebut, Menyaksikan dengan jarak yang berbilang dari puncak GAK.
Butuh perlengkapan dan perbekalan mencukupi sebelum naik ke Gunung Anak Krakatau, termasuk air mineral yang mencukupi dan sepatu yang nyaman buat mendaki (Tribun Lampung/ Heru Prasetyo)
Pemandangan dari kepunden Gak pun terlhat menawan, sebab kita bisa melihat pecahan Krakatau Purba seperti Pulau Sertung dan Pulau Rakata yang setia temani GAK.
Perjalanan yang melelahkan ini terbayar luas.
Pemandangan dan pengalaman yang didapatkan tidak bisa terbayarkan oleh rupiah.
Pengalaman menjejakkan kaki di gunung yang membuat heboh benua Eropa karena abu vulkanisnya.
Yah, Gunung Anak Krakatau memang menyuguhkan wisata alam yang tiada duanya di Indonesia.