Demokrasi gotong royoang adalah demokrasi kekeluargaan, dimana seluruh warga negara dianggap sebagai satu kesatuan keluarga.
Supomo dalam Sidang BPUPKI 31 Mei 1945 berujar, “Negara bersandar atas kekeluargaan. ... Dasar persatuan dan kekeluargaan ini sangat sesuai pula dengan tjorak masjarakat Indonesia.”
Dalam pengertian lebih jauh, demokrasi gotong royong yang khas Indonesia adalah menjalin kebersamaan dengan semua pihak, tidak ada kritik tajam yang sampai melukai sesame anggota keluarga apalagi sampa memecah kerukunan.
Musyawarah digunakan untuk mencari alternative solusi. Focus negara kekeluargaaan adalah merekatkan seluruh anak-anak bangsa sebagai sebuah keluarga, persis seperti keluarga batih di kelurga masing-masing.
Baca: Mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas: Ada Menteri Not Right Man In The Right Job, Siapa Saja Mereka?
Demokrasi kekeluargaan itu dipraktekkan oleh Prabowo dengan masuk ke dalam Kabinet Indonesia Kerja jilid-2.
Prabowo mengajarkan bahwa tidak baik memelihara jejak kelam di batin masyarakat akibat Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.
Baca: Jadi Viral, Dua Pria Gebuki MC Orkes Dangdut di Surabaya Hanya Gara-gara Ini
Apakah Prabowo salah dengan pilihan demokrasi tersebut? Bagi penganut demokrasi modern, sikap Prabowo itu salah.
Tapi Prabowo setia dengan harapan para Founding Fathers bahwa seluruh warga negara adalah sebuah keluarga.
Lalu bagaimana dengan masa depan demokrasi Indonesia? Sampai saat ini Indonesia masih mencari sosok demokrasi yang tepat untuk dirinya, karena memang Indonesia tidak tidak memiliki sejarah dan tradisi demokrasi. *