Menjadi momentum penting untuk gebrakan awal bagi pemerintahan baru membersihkan BUMN.
Reputasi Jatuh
Itu sudah pasti. Setiap krisis pasti akan menjatuhkan reputasi, citra, dan nama baik koorporasi/personal.
Daya rusak reputasinya tergantung kepada besar kecilnya krisis, apakah badai angin atau tsunami.
Berdasarkan persepsi publik yang dilansir oleh Newstensity terhadap dua isu, yaitu soal barang mewah ilegal di Garuda dan pemecatan bos Garuda, hasilnya warna merah, artinya mayoritas mengganggap negatif.
Data yang diambil untuk setiap isu adalah 500 media (untuk persepsi media), sedangkan untuk persepsi publik diperoleh dari data hampir 5000 tweet.
Sedangkan tokoh terkaitnya adalah Menteri BUMN Erick Thohir, Menkeu Sri Mulyani, dan Menhub Budi Karya Sumadi.
Tokoh terkait adalah narasumber yang paling sering dijadikan sumber rujukan pemberitaan di media.
Dengan demikian, pandangan saya, krisis yang menimpa eks bos Garuda adalah badai angin yang disertai tsunami.
Bencana krisis yang sangat besar yang bisa jadi akan diikuti dengan gempa susulan yang lebih besar.
Mungkinkah bos BUMN membantah tudingan menteri, apalagi sampai tiga menteri sekaligus? Saya kira persoalannya bukan soal bantah-membantah.
Ini adalah masalah nyata yang sulit dibantah karena sudah terbukti sebagai pelanggaran oleh tim gabungan dari kementerian tersebut.
Saat Press Conference gabungan Menteri Sri dan Menteri Erick memaparkan secara terang benderang mengenai kronologi penyelundupan Harley Davidson tipe Shovelhead keluaran 1972 dan sepeda Brompton.
Lalu Harus Bagaimana?