News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Atasi Masalah Banjir Atau Gelar Formula E, Mana Yang Lebih Menguntungkan?

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga melintasi banjir yang menggenangi Jalan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa (25/2/2020). Tingginya intensitas hujan mengakibatkan sejumlah wilayah di ibu kota terendam banjir. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Jakarta menjadi satu-satunya kota di Asia Tenggara yang menjadi tuan rumah Formula E musim 2019/2020 ini. Anies selalu mengatakan menggelar ajang adu cepat mobil formula dengan tenaga listrik itu setidaknya memiliki dua keuntungan.

Selain membesarkan nama Jakarta, Formula E dianggap Anies cocok untuk kampanye penggunaan kendaraan ramah lingkungan.

"Bagi Jakarta ini adalah langkah untuk berada di orbit global, tapi juga mendorong Jakarta melakukan transformasi karena masalah lingkungan hidup," demikian pernah disampaikan Anies.

"Kampanye untuk kendaraan yang lebih ramah lingkungan menjadi penting. Salah satu yang lebih ramah lingkungan adalah elektrik, bukan satu-satunya, tapi salah satu yang lebih ramah lingkungan. Kami berharap ini momentum di dalam Jakarta untuk kita lebih ramah lingkungan," terang Anies.

Selain faktor membawa Jakarta ke pentas dunia dan ikut serta dalam memperbaiki kualitas lingkungan, Anies juga memaparkan asumsi keuntungan ekonomis dalam penyelenggaraan balap mobil Formula E.

Tak tanggung-tanggung, asumsi pergerakan perekonomian selama balapan disebut tim Formula E mencapai 78 juta euro atau senilai Rp1,2 triliun.

Rencananya dalam balapan yang bakal berlangsung dalam lima musim atau lima tahun tersebut bakal ada konser dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Mirip dengan penyelenggaraan F1 Singapura yang memadukan acara olahraga dan hiburan, dengan menampilkan acara musik dengan bintang tamu ternama atau musisi papan atas sebagai rangkaian balap.

Sedikit mengintip biaya Singapura menjadi tuan rumah F1, Negeri Singa mengaku membutuhkan 135 juta dolar Singapura atau sekitar Rp1,3 triliun setiap tahun ketika memperpanjang kontrak kerja sama dengan F1 pada 2017 hingga 2021.

Di Singapura biaya selangit tersebut bisa dikatakan menguntungkan sehingga mereka melanjutkan kerja sama dengan F1 sampai dua tahun ke depan.

Formula penyatuan balapan dan hiburan selama empat hari terbukti ampuh dalam mendatangkan wisatawan dalam jumlah ratusan ribu orang.

Untuk menggelar Formula E, setidaknya Jakarta harus mengeluarkan 20 juta poundsterling atau sekitar Rp 350 Miliar untuk menggelar satu kali balapan.

Ini adalah commitment fee yang wajib dibayar kepada organisasi penyelenggara balapan Formula E Operations (FEO).

Angka commitment fee ini bakal mengalami kenaikan dua persen dari biaya awal setiap tahunnya. Selain itu ada pula pembayaran asuransi yang juga ditujukan kepada FEO senilai 35 juta euro atau setara Rp 545 Miliar.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini