Akibatnya manusia tidak lagi pergi ke pabrik dan menghidupkan mesin-mesin yang membubungkan asap tebal penghancur lapisan ozon. Jutaan mobil dan motor membungkam di halaman dan garasi-garasi rumah.
Alam bukan mau mengejek manusia-manusia sombong di kota-kota dengan deru mobil mewahnya atau jet-jet pribadi yang hanya ditatap nanar para pemiliknya.
Nyanyian alam yang ceria itu bukan untuk dirinya sendiri, in se. Nyanyian alam itu akan kembali dinikmati oleh manusia. Manusia yang selama ini merasa sebagai tuhan atas mereka (alam) ternyata gagal menunjukkan jati dirinya secara baik dan benar.
Manusia kehilangan nurani atas alam dan karena itu alam memberikan sebuah peringatan kecil. Manusia harus ‘break’ sejenak dari semesta dan kembali ke dalam dirinya guna bertanya, apakah manusia bersikap adil dengan semesta? Alam perlu relaksasi dirinya.
Alam perlu restrukturisasi kondisinya agar kembali sehat. Dan kesehatan alam itu adalah milik manusia juga. Alam yang sehat akan membuat manusia jadi sehat.
Alam mengajarkan hal mendasarkan kepada manusia. Back to nature. Manusia harus kembali kepada jati dirinya. Belajar dari alam.
Menggunakan alam hanya untuk hidup bukan untuk hedonism. Menggunakan alam untuk kebaikan dan cinta dan bukan untuk menguasai dan menaklukan.
• Romanus Muda Kota S.FIL., SH.,MH, Konsultan Hukum/Pengacara, Alumni Magister Ilmu Hukum pada Universitas Bung Karno, Jakarta dan Alumni STFK Ledalero/Ritapiret, Flores.