Kosong....
Adalah kesunyian dan kesendirian diam tanpa daya, hening tanpa kata
Menghayati rasa, melebur jiwa pada semesta
Mencari jati diri, menjejak kaki di wilayah mana kita berdiri. Sesungguhnya dalam hidup dan kehidupan, tidak ada kasta. Karena hakekatnya, takaran seseorang adalah seberapa erat memegang prinsip warisan budaya.
Hingga menjadi sebuah identitas.
Ketika otak gelisah, pikiran mengelana tidak karuan rimbanya, kemanakah akan berlabuh...
Kembalilah pada rahim alam, semua gelisah harus diredakan. Semua pikiran harus ditenangkan, agar kebaikannya tetap terjaga.
Dalam rahim semua dijaga dengan cinta dan kasih sayang. Karena alam semesta adalah ibu, ibu yang menjaga dan merawat hingga nanti tiba waktunya.
Menunggu terus menunggu, daya hidup terus dijaga, rasa harus terus diasah. Kepdulian ibu adalah sabar dan cinta.
Rahim sebuah awal, rahim adalah pembentukan, rahim adalah pengolahan, rahim adalah rumah bagi pikiran-pikiran.
Dari rahimlah awal kelahiran. Kelahiran pikiran bagai kelahiran seorang anak, dijaga dan dirawat.
Merawat jiwanya dan menyiapkannya untuk dunia
Kelahiran adalah kajaiban, keajaiban yang akan mengubah semesta. Percaya atas ijin Tuhan dengan cinta dan ketulusan.
Penyerahan secara tulus, menyerahkan secara sukarela kepada alam penjaga budaya.
Segala yang bermula ada di bumi adalah kemurnian alam, menjaga dan mengolah asa untuk kembali ke alam.
Kemurnian akan menimbulkan akibat yang suci, suci jiwa, suci pikiran dan tindakan.