Oleh: Trian Lesmana
Lebaran menjadi hari yang ditunggu-tunggu semua orang. Tak hanya mereka yang Muslim, tetapi mereka yang memiliki keyakinan berbeda.
Sebab, Lebaran menjadi momentum pertemuan dan membawa kegembiraan bagi semua orang.
Pertemuan dengan banyak orang akan memperkuat ikatan, bahkan mungkin membuat ikatan baru dengan orang baru.
Maka menjadi wajar kalau kita menyambut kesempatan itu dengan mempersiapkan sebaik mungkin diri kita, baik itu persiapan secara fisik maupun rohani. Dan Ramadan adalah sebaik-baiknya bulan untuk mempersiapkan keduanya.
Dari pertemuan-pertemuan itu, keluarga adalah yang paling utama.
Baca juga: The Other Side, Film Adaptasi dari Novel Karya Alya Ranti Tayang di Bioskop Hari Ini
Pertemuan bersama keluarga membawa kehangatan yang selama setahun ke belakang barangkali seperti kering dan hampa. Lebaran bersama keluarga bak oase yang menyegarkan batin kita.
Keluarga menjadi tempat pulang. Tempat kita kembali selepas berlelah-lelahan sekolah maupun bekerja. Lebih-lebih bagi mereka yang merantau.
Keluarga selayaknya menjadi tempat yang demikian hangat. Namun tidak semua orang memilikinya. Beberapa orang kehilangan kehangatan itu karena ditinggal pergi.
Kisah Rizki di dalam novel Kado Terbaik karya J.S. Khairen adalah salah satunya. Rizki berusia 14 tahun ketika kenyataan mengharuskannya hidup tanpa ayah dan ibu.
Ayahnya mati. Sedangkan ibunya pergi entah ke mana setelah menyerahkan Rizki beserta dua adik perempuan Rizki ke panti asuhan.
Panti asuhan tempat Rizki dan dua adiknya hidup bukanlah panti asuhan yang layak. Kehidupan mereka bertiga tak pernah lebih baik.
Rizki sebagai kakak laki-laki bermimpi ingin memberikan kehidupan yang layak untuk adik-adiknya. Ingin memberikan kehangatan serta perlindungan.
Pada satu kesempatan menjelang Lebaran, Rizki ingin memberikan kado untuk adik-adiknya. Namun kehidupan Rizki tak mudah, bahkan untuk sekadar melanjutkan hari-hari esok.