Pasalnya, saat diajukan sebagai calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, katanya Anies berjanji tidak akan maju sebagai capres jika Prabowo maju. Faktanya, kini Anies maju sebagai capres dan kemungkinan besar akan bertarung dengan Prabowo, dan juga Ganjar Pranowo.
Kini, elite-elite Demokrat, tak terkecuali AHY dan SBY tentunya, merasa dikhianati oleh Paloh dan Anies. Tapi pengkhianatan di dunia politik ala Brutus dan Ken Arok, sekali lagi, bukan kali ini saja terjadi di Indonesia.
Pengkhianatan di dunia politik adalah hal biasa. Tak ada kawan atau lawan abadi, yang abadi adalah kepentingan. Dan kepentingan dalam politik adalah kekuasaan.
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri merasa dikhianati oleh SBY. Pasalnya, menjelang Pilpres 2004, saat dalam rapat Kabinet Gotong-royong, Presiden ke-5 RI itu bertanya adakah anggota kabinet yang akan maju dalam Pilpres 2004, SBY diam seribu bahasa.
Namun, diam-diam di kantornya, Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan, SBY justru menyusun kekuatan dan kemudian mendirikan Partai Demokrat dan akhirnya maju sebagai capres dan terpilih, mengalahkan Megawati.
Hingga kini, hubungan SBY-Megawati belum benar-benar pulih.
Megawati pun merasa dikhianati KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Bagaimana bisa mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) itu mau dicalonkan menjadi Presiden, padahal PDIP yang dipimpin Megawati memenangi Pemilu 1999?
Gus Dur pun merasa dikhianati Megawati ketika dilengserkan oleh MPR pada 2021, di mana PDIP justru mendukung pelengserannya dan Megawati pun bersedia menjadi Presiden menggantikannya.
Bukan hanya oleh Megawati, Gus Dur pun merasa dikhianati oleh Amien Rais. Bagaimana bisa Ketua MPR itu membujuk dirinya untuk menjadi Presiden, namun Amien Rais juga yang melengserkannya?
Cak Imin yang akhirnya dipilih Paloh dan Anies sebagai cawapres pun, jika benar nanti demikian, tak jauh dengan politik pengkhianatan ala Ken Arok itu. Masih segar dalam ingatan publik, bagaimana Ketua Umum PKB itu “mengkudeta” Gus Dur, yang tak lain adalah pamannya sendiri, dari kursi Ketua Dewan Syura PKB.
Akibatnya, hingga kini hubungan Cak Imin dengan keluarga Gus Dur, terutama Yenny Wahid, juga belum benar-benar pulih.
Kini, ketika SBY merasa dikhianati oleh Anies, maka Presiden ke-6 RI ini mungkin akan ingat kembali betapa Megawati pun pernah merasa dikhianati oleh dirinya.
Tidak itu saja. Amien Rais juga merasa dikhianati oleh “murid politik” dan besannya sendiri, yakni Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, sehingga mantan Ketua Umum PAN itu hengkang dari partai yang didirikannya kemudian mendirikan partai baru bernama Partai Ummat. Padahal, Zulkifli Hasan menjadi Menteri Kehutanan dan kemudian Ketua MPR atas rekomendasi Amien Rais.
Kisah pengkhianatan baru juga mungkin akan terjadi andaikata pada akhirnya Presiden Joko Widodo lebih memilih mendukung Prabowo Subianto daripada capres dari PDIP, Ganjar Pranowo. Sejauh ini Jokowi masih main dua kaki: sebelah kaki ada di Ganjar, sebelah kaki lainnya ada di Prabowo.