TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Sejenak beralih dari topik konflik Timur Tengah dan Ukraina-Rusia, satu spot panas konflik yang kerap terlupakan adalah Venezuela.
Negara Amerika Selatan ini dikenal berhaluan sosialis sejak era Presiden Hugo Chavez. Beberapa kali Chavez hendak didepak dari kekuasaan oleh tangan-tangan CIA.
Hugo Chaves meninggal karena penyakit yang diduga kuat tidak wajar. Seperti halnya Yasser Arafat, pemimpin Palestina yang wafat akibat racun yang ditanam sejak lama.
Peracunan adalah ketrampilan yang wajib dikuasai agen-agen lapangan dinas rahasia sejak lama. Ini satu di antara metode eliminasi target yang biasa dilakukan secara senyap.
Indonesia punya satu kasus fenomenal, peracunan Munir, tokoh Kontras, oleh Polycarpus Budihari, seorang pilot maskapai Garuda Indonesia.
Polycarpus ini di pengadilan terbukti sebagai pelaku, yang menjalankan misi tertentu untu melenyapkan Munir.
Dalang dari peracunan Munir ini tidak terungkap sampai sekarang. Seorang jenderal yang pernah bekerja di BIN, pernah ditangkap, tapi ia divonis tak bersalah pada 2008.
Baca juga: Rakyat Venezuela Mendukung Perlawanan Palestina, Sebut Zionisme Musuh Bersama
Baca juga: Izinkan Ekspor Minyak ke Chevron, AS Tetap Terapkan Sanksi Venezuela
Baca juga: Pasukan Khusus Kolombia Masuk Venezuela, Tewaskan Eks Pemimpin FARC
Setelah Chavez meninggal, kepemimpinan Venezuela dilanjutkan Pedro Carmona, sebelum berpindah ke Nicolas Maduro.
Kedua tokoh ini juga berhaluan sosialis, penerus Chavez. Maduro saat ini memimpin Venezuela, sebuah negara super kaya minyak bumi.
Data global menunjukkan Venezuela memiliki Cadangan minyak terbesar di dunia, yaitu sebesar 300 miliar barel (4,8×1010 m3) per 1 Januari 2014.
Tinjauan Statistik BP Energi Dunia edisi 2019 melaporkan total cadangan minyak Venezuela adalah 303,3 miliar barel. Angka ini sedikit di atas Arab Saudi sebesar 297,7 miliar barel.
Namun minyak mentah Venezuela memiliki karakteristik berbeda. Berat jenis lebih berat dari standar minyak mentah lain, sehingga pemrosesannya lewat kilang khusus.
Inilah pangkal masalah, sebab musabab, dan pemantik dari berbagai usaha Washington mengguncang Venezuela.
Destabilisasi Venezuela dilakukan dari dalam maupun luar negeri. Paling dahsyat adalah ketika intelijen AS dan Kolombia bersekongkol menyelundupkan regu pembunuh ke Venezuela.