TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Perhatian dunia, sekurangnya pihak yang memiliki hubungan baik dengan Republik Islam Iran, kini sedang tersedot ke bagaimana nasib Presiden Iran Ebrahim Raesi.
Pemerintah Iran mengumumkan, helikopter yang ditumpangi Raesi dan Menlu Iran Hossein Amirabdollahian, mengalami kecelakaan pendaratan keras pada Minggu (19/5/2024).
Lokasi kecelakaan di Tabriz, area pegunungan barat daya Iran. Heli yang ditumpangi Raesi saat itu dalam perjalanan pulang dari kunjungan ke wilayah Provinsi Azerbaijan Timur.
Presiden Rusia Vladimir Putin langsung mengundang Dubes Iran di Moskow, membicarakan secara intens upaya pencarian dan penyelamatan Raesi.
Rusia bergegas mengirimkan dua pesawat angkut berikut 50 penyelamat spesialis pegunungan, serta sebuah helikopter SAR.
Reaksi cepat Vladimir Putin ini memperlihatkan betapa dekat dan strategisnya hubungan Moskow dan Teheran.
Baca juga: 5 Hal tentang Kecelakaan Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Ebrahim Raisi
Baca juga: 7 Fakta Soal Insiden Jatuhnya Helikopter Presiden Iran, Ada 3 Heli yang Terbang saat Kecelakaan
Pemerintah Irak menyatakan solidaritas atas apa yang menimpa pemimpin Iran. Turki berinisiatif mengirimkan regu penolong berikut sarana prasarana lengkapnya ke Iran.
Ini juga respon yang menarik dari sebuah pemerintahan dan negara yang mencoba membuat keseimbangan antara barat (AS/Eropa) dan timur (Asia/Afrika).
Sesudah beberapa jam informasi dipublikasikan, dan hingga artikel ini ditulis Senin (20/5/2024) pagi WIB, belum diketahui nasib dan keberadaan rombongan Presiden Raesi.
Cuaca di area yang diduga lokasi “crash landing” helikopter Presiden Iran berkabut tebal. Ini disebut menyulitkan upaya pencarian dari udara.
Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Khamenei dalam pernyataannya, menyerukan rakyat Iran berdoa untuk kesehatan dan keselamatan Presiden Ibrahim Raesi.
Apa yang menimpa Presiden dan Menlu Iran ini patut dicermati di tengah semakin kuatnya kekuatan dan pengaruh Iran di Timur Tengah.
Di era Presiden Ebrahim Raesi lah, konflik terbuka Iran-Israel terjadi, menyusul serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Baghdad yang menewaskan dua jenderal Garda Republik Islam Iran.
Militer Iran membalas serangan Israel itu dengan meluncurkan ratusan rudal balistik dan drone kamikaze ke berbagai target penting di Israel.