Ini ide yang sesungguhnya sudah terjadi. Belgorod, Krasnodar, bahkan Moskow pernah diserang drone oleh Ukraina.
Negara-negara NATO terlibat secara tidak langsung lewat dukungan data dan elektronik ketika Ukraina menembakkan rudal Storm Shadow (Inggris), Patriot dan ATACM (AS), Scalp (Prancis).
Bahkan yang terbaru, Ukraina menyerang sistem radar strategis senjata balistik antarbenua (ICBM) Voronezh-M di Krasnodar dan Orenburg.
Sistem peringatan dini itu sebetulnya tidak difungsikan terkait operasi militer di Ukraina. Rusia akan mengaktifkan radar itu ketika senjata nonkonvensional digunakan dalam perang skala benua.
Ini menunjukkan para penyokong Ukraina memiliki agenda lain, menciptakan provokasi peperangan strategis yang akan menaikkan level konflik ke skala nuklir.
Ini pesan khusus kepada Moskow. Jika Rusia meledakkan nuklir, bahkan jika itu tidak membunuh siapa pun, AS akan menyerang semua Rusia di Ukraina dengan senjata nuklir. AS akan menghancurkan semuanya.
Ancaman tersebut tentu saja realistis jika negara yang dimaksud Serbia/bekas Yugoslavia, Suriah, Irak, Afghanistan, Libya atau salah satu dari lusinan negara lainnya, yang menjadi korban agresi politik barat yang terus-menerus terhadap dunia.
Namun mengancam Rusia adalah hal gila. Polandia, yang getol memasok senjata dan petempur ke Ukraina bisa lenyap jadi gurun radioaktif dalam hitungan detik.
Dalam hitungan menit, Rusia bisa menyapu kota-kota besar di Eropa menggunakan rudal balistik jarak menengahnya.
Doktrin nuklir Rusia menyatakan, arsenal pembunuh massal itu akan digunakan jika ada serangan serupa langsung ke wilayah Rusia.
Ini doktrin yang pada dasarnya digunakan negara nuklir manapun, senjata pembunuh massal ini adalah kekuatan cegah dan tangkal.
Banyak elite NATO merasa mereka bisa menghancurkan Rusia, meski kenyataannya mereka gagal memenangkan perang konvensional melawan raksasa Eurasia ini.
Rezim Kiev terus dijadikan proksi, dan kartel pemeras paling agresif di dunia ini bertekad untuk terus menggoreng “permainan nuklir” dengan Moskow.
Selain AS, pemimpin Inggris dan Perancis tampaknya mempunyai ilusi serupa.