Oleh : Letkol Inf Hasroel Tamin, SH, M.Hub.Int.
Dansatgas TMMD ke-120 Kodim 1307/Poso
MENTARI tepat di ubun-ubun, ketika dari kejauhan terlihat sampan yang mengangkut semen. terlihat timbul tenggelam dipermainkan arus Sungai Ulubongka.
Sementara di tepian sungai, belasan prajurit lengkap dengan seragam loreng khas Tentara Nasional Indonesi (TNI) sudah menungga dengan harap cemas.
Panas, terik, tidak dihiraukan, yang ada di benak mereka hanyalah semen bisa cepat sampai ke daratan.
Dan ketika sampan mulai menepi, prajurit pun mulai menyemut mengitari sampan. Tangan-tangan kekar mereka sigap mengangkut satu per satu semen untuk dipindah ke truk. Keringat mulai menetes dari wajah, menembus ke seragan loreng pun diabaikan.
Keinginan mereka hanya satu, semen-semen itu cepat sampai di lokasi sasaran TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 120 Kodim 1307/Poso di Desa Uekambuno, Kecamatan Ulubongka, Kabupaten Tojo Una Una, Provinsi Sulawesi Tengah.
Serbuk-serbuk semen pun mulai ada yang menempel di baju seragan. Dan salah seorang anggota Satgas TMMD ke 120 tetiba menyemangati, “Semangat Komandan!”.
Pria dengan dua melati di pundak itu langsung berbalas senyum, tidak lupa mengacungkan kedua jempol pada belasan anak buahnya itu. Dan diapun kembali menarik semen, memanggulnya, lalu melempar ke atas truk.
Dialah, Komandan Satgas (Dansatgas) TMMD ke 120 Kodim 1307/Poso. Letkol Inf Hasroel Tamin, SH, M.Hub.Int.
“Siapapun harus membantu. Tidak ada atasan atau bawahan, semua harus kerjasama demi menyelesaikan pekerjaan TMMD kali ini,” ucapnya, dengan terengah menahan napas karena kelelahan. Nmaun semangatnya masih terus menyala, kembali memanggul semen.
Wilayah Terpencil
Kondisi wilayah sasaran, ungkap Dansatgas, yang masih tergolong wilayah terpencil dan masih susah dijangkau kendaraan umum, membuat 150 anggota Satgas TMM ke 120 harus bekerja keras untuk mengerjakan sasaran fisik, salah satunya rabat jalan di Desa Uekambuno.
“Untuk melalui jalanan darat sangat berat karena ketiadaan jalan yang bagus, sehingga satu-satunya cara untuk memangkas perjalanan hanya dengan sampan melalui Sungai Ulubongka ini. Meski untuk ke sasaran TMMD harus kembali mengangkut dengan truk hingga perjananan memakan waktu 25 menit. Terkadang bisa lebih jika kondisi sehabis hujan," ungkapnya.
Dan perjuangan itu belum selesai, sela Dan SSK, Kapten Inf Safaruddin, kendala cuaca, hujan yang turun lebih sering, membuat pekerjaan fisik terutama jalan terkendala. Tak jarang Satgas harus kerja lembur untuk memenuhi target harian.